Fenomena kesurupan tidak asing bagi masyarakat Indonesia, banyak orang percaya bahwa fenomena tersebut akibat ada roh dari dunia lain masuk ke dalam tubuh seseorang. Pengarang Buku ‘Psikologi Kesehatan Mental Awas Kesurupan!’ Siswanto SPsi MSi menyatakan, kesurupan merupakan gangguan mental disosiatif.
Dari penelitiannya kasus-kasus kesurupan banyak terjadi dari kalangan orang yang taat beragama. “Fenomena kesurupan karena dua faktor utama yaitu faktor budaya dan gangguan mental. Jika diteliti dari faktor gangguan mental, kesurupan terjadi karena orang tersebut berada di lingkungan yang tidak sehat dan mendukung, ditambah lagi stress dan ketakutan yang mempengaruhi kondisi emosionalnya,” kata Siswanto saat bedah buku ‘Psikologi Kesehatan Mental Awas Kesurupan!’ di Gedung Antonius Unika Soegijapranata, Jumat (10/6) lalu seperti dalam rilis yang diterima suaramerdeka.com.
Ia mengambil contoh kasus kesurupan masal murid sekolah ketika mendekati Ujian Nasional (UN). Tetapi ketika kebijakan tentang UN dirubah bahwa UN tidak mempengaruhi kelulusan, tidak ada kasus tentang kesurupan masal.
“Bisa dikatakan siswa-siswa yang mengalami kesurupan tersebut mengalami tekanan dan stress yang hebat serta berkepanjangan karena takut tidak lulus yang berdampak pada kondisi emosional mereka. Ketika satu orang kesurupan akan menimbulkan reaksi berantai kepada yang siswa yang lain yang mengalami kondisi serupa,” papar Siswanto.
Siswanto juga memaparkan bagaimana ciri-ciri orang yang beresiko mengalami kesurupan antara lain memiliki kepribadian tertutup, pencemas, memiliki pandangan atau cara berpikir yang hitam putih serta sugestibel.
Selain menghadirkan Siswanto, dua narasumber lainnya juga ikut dihadirkan di antaranya Dosen Fakultas Psikologi Dra Emmanuela Hadriami MSi dan Drs HM Edy Widiyatmadi MSi.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com