Wacana yang pernah mengemuka empat tahun lalu, untuk menjadikan Jalan Pemuda dengan lalu-lintas satu arah perlu diaktualisasikan kembali, karena sampai sekarang tidak ada kabarnya.
“Mengingat sekarang ini kemacetan Jalan Pemuda sudah memrihatinkan. Ini adalah kawasan tertib lalu-lintas, tapi bukan tertib yang didapat, melainkan pelanggaran lalu-lintas paling banyak terjadi di jalan ini,” kata Djoko Setijowarno, anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Pelanggaran yang paling mencolok, jalur sepeda yang mestinya untuk pesepeda malah dimonopoli parkir roda empat. Bahkan di pedestrian depan kantor balai kota terang-terangan dijadikan parkir roda empat para tamu wali kota.
Pengajar Unika Soegijapranata ini mengatakan hal itu Minggu (17/7), pada diskusi terbatas yang menyoal fenomena jalan protokol di Kota Semarang.
Sudah jadi pemandangan umum kemacetan panjang tak bisa dihindari di jalan protokol ini terutama pada sore hari. Antrian ini mulai dari simpang Tugu Muda sampai di Mal Paragon.
“BRT dulu dianggap senjata pamungkas mengatasi kemacetan, tapi kemacetan itu tidak juga berkurang. Ini artinya harus ada evaluasi, pasti ada kesalahan dalam operasional BRT yang melalui jalan Pemuda,” kata dia.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi