Gencarnya ungkapan dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi untuk mempercepat pembangunan jalan tol trans jawa ditanggapi dingin oleh pakar transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno.
Percepatan pembangunan jalan tol trans jawa, khususnya beberapa ruas di Jawa Tengah menurut Pemerintah bakal mengurai kemacetan yang selama ini menjadi kendala besar terutama waktu mudik lebaran. “Tol itu memang bebas hambatan, tapi bukan jalan bebas macet. Tidak mungkin tol trans Jawa bisa menjamin kelancaran arus mudik,” tegas dia.
Sebagaimana terjadi pada kemacetan di Brexit, Brebes Exit pada arus mudik Lebaran 2016 lalu. Kemacetan horor, bahkan mengular mencapai 33 KM, jarak tempuh Jakarta-Semarang yang normalnya 8-9 jam, pada mudik lalu bisa mencapai 39 jam.
Mengantisipasi hal tersebut, kemarin Pemerintah memberi solusi jangka pendek dan menengah. Menggratiskan biaya tol pada arus balik saat terjadi macet, serta percepatan pembangunan tol trans jawa, dengan catatan memperbanyak pintu keluar untuk mengurai kemacetan, sebagaimana diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. “Kalau bikin jalan keluar banyak, pasti high cost. Lebih baik pemudik diarahkan menggunakan transportasi umum. Tapi pemerintah juga harus membenahi kenyamanannya agar masyarakat mau menggunakan,” kata dia.
Menurut Djoko Setijowarno akan jauh lebih efektif dan efisien jika pemerintah lebih fokus pada pembenahan moda transportasi umum untuk mengurangi volume kendaraan pribadi di jalan raya. Dia pun kurang setuju dengan rencana Pemprov Jateng yang akan membuat beberapa jalan keluar tol. “Jangan terlalu mempropaganda jalan tol lah. Tidak menggembar-gemborkan proyek tol untuk mengurai kemacetan mudik. Mungkin itu bisa, tapi transportasi masal lebih kongkrit,” pungkas dia.
Tautan : http://mediajateng.net