Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius melibatkan perguruan tinggi dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Keterlibatan mereka tak sekadar saat menerjunkan mahasiswa pada kuliah kerja nyata (KKN), namun juga kegiatan lain yang bersinergi dengan pemerintah.
Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Drs Sinoeng N Rachmadi MM menyampaikan keseriusan pemerintah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi ditandai dengan kesepakatan bersama antara Gubernur Jawa Tengah, Walikota Semarang, Bupati Kendal, dan Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang terkait kerja sama di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang dilakukan Senin (1/8). Dalam hal ini, gubernur diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP.
Melalui penandatanganan kesepakatan tersebut diharapkan terwujud sinergitas kepentingan bersama dalam meningkatkan penyelenggaraan pembangunan daerah, serta lebih mengoptimalkan dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pemanfaatan database dan mapping kemiskinan Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Ruang lingkupnya meliputi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, pekerjaan umum, sosial, ekonomi dan budaya, pertanian, serta kebudayaan dan pariwisata.
Diakui, penanganan kemiskinan tidak akan berhasil jika hanya dilakukan pemerintah karena diperlukan penanganan secara serius, terintegrasi, terpadu, dan berkelanjutan. Butuh kerja sama dan komitmen seluruh pihak, termasuk perguruan tinggi. Selama ini, peran mereka dalam membangun masyarakat sudah ada melalui berbagai kegiatan, termasuk KKN. Namun kini program-program itu mulai disinergikan dengan pemerintah agar hasilnya dapat lebih terlihat.
"Khusus dalam pengabdian masyarakat, para mahasiswa ini bisa all out, mengeluarkan seluruh daya, upaya, kreasi, inovasi untuk memberdayakan masyarakat. Apalagi, mereka masih fresh, dengan idealisme mengaplikasikan teori-teori yang telah mereka peroleh di kampus. Jawa Tengah butuh mahasiswa-mahasiswa kreatif yang mau berbuat untuk masyarakat," beber Sinoeng.
Pada tahap awal, imbuhnya, kerja sama difokuskan di Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Namun ke depan diharapkan kerja sama serupa cakupannya semakin meluas ke seluruh wilayah Jawa Tengah dengan berbagai perguruan tinggi yang ada. Apalagi, tingkat kemiskinan di Jateng masih 14%. Ada 15 Kabupaten di Jateng yang masih berada di zona merah untuk masalah kemiskinan yaitu Blora, Grobogan, Cilacap, Purworejo, Klaten, Demak, Sragen, Banyumas, Banjarnegara, Pemalang, Purbalingga, Brebes, Rembang, Kebumen dan Wonosobo.
"Masih banyak perguruan tinggi di Jawa Tengah dan sekitarnya yang bisa kita ajak untuk bekerja sama membangun masyarakat di provinsi ini. Ayo kita keroyok rame-rame dengan program dan kebijakan yang bersentuhan dan dirasakan oleh masyarakat. Kami optimistis melalui sinergitas pemerintah daerah dengan akademisi dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi akan mampu mengatasi persoalan tersebut," tandas Sinoeng. (humas jateng)
Tautan : http://www.jatengprov.go.id