PINTU kaca yang memisahkan dermaga dengan ruang tunggu telah dibuka. Sejumlah orang beringsut dari tempat duduk. Bayi perempuan berumur delapan bulan yang tengah melempar-lempar bola plastik segera diangkat neneknya untuk bergegas naik ke KM Kelimutu yang telah sandar di dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas.
Rohaitin (42) membawa cucunya yang masih berusia delapan bulan ke Sampit, Kalimantan Tengah, segera bergegas. Bayi perempuan dengan ayah-ibunya memiliki pengalaman baru. Fasilitas permainan membuatnya mudah menyiasati bayi itu saat menangis.”Tadi rewel. Dibawa ke sini sudah reda. Baru tahu ada fasilitas permainan anak. Ini membantu sekali,”katanya.
Anak-anak girang menunggu kapal bersama orang tua dan neneknya. Ruang Bermain Anak yang disediakan pengelola terminal penumpang PT Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Emas menjadi oase di tengah kesuntukan berjam-jam menanti pengumuman keberangkatan kapal. Kolam bola, perosotan dan kuda-kudaan yang semuanya terbuat dari plastik memanjakan anak-anak. Anak-anak masih merangkak memenuhi kolam bola. Di sampingnya anak-anak yang sudah bisa jalan riang gembira bermain pesorotan yang tingginya cuma setengah meter. Karpet karet warna-warni seluas 45 meter persegi ini menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak selama bermain.
Fasilitas bermain anak merupakan satu dari sekian bentuk perbaikan terminal penumpang. Desain yang futuristik mengakomodir kepentingan penumpang. Terminal penumpang diciptakan ramah terhadap anak, perempuan dan ibu menyusui dengan adanya ruang laktasi di dekat ruang bermain anak.
Terminal ini didesain dua lantai. Setiap lantai terdapat fasilitas televisi layar datar 21 inch, toilet dan tempat duduk dan pendingin udara. Toko modern di dalam terminal menopang kebutuhan penumpang untuk mengisi perut. Perpaduan warna interior menciptakan kesan elegan. Ubin keramik mengadopsi tren bangunan modern dengan memilih warna krem.
Senada dengan warna dinding yang putih kalem, atap dan lampu-lampu, didesain agar memancarkan cahaya yang temaram. Di malam hari, terminal penumpang pelabuhan ini lebih menyerupai terminal penumpang bandar udara. Metal detector, papan penunjuk dan pemeriksaan tiket sudah memenuhi syarat keamanan untuk sekelas terminal penumpang.Satu ruangan kelas VIP di lantai dua menambah kesan elegan. Diorama sunset dan keindahan arsitektur bangunan kuno Semarang dihadirkan di dinding.
Suratno (50) warga Purworejo yang telah hilir-mudik di terminal penumpang sejak tahun 2002, merasakan suatu perubahan yang fundamental.”Ini beda sekali dengan yang saya alami dulu. Panas dan berdesak-desakan. Sekarang ada AC-nya. Ada tempat duduknya. Bagus sekali. Semoga terus dijaga dan ditingkatkan,”kata Suratno. Ignasius Jonan yang saat kunjungan di terminal penumpang, Sabtu (24/7/2016) masih menjabat Menteri Perhubungan, memuji perbaikan terminal penumpang. Dia terkesan dengan interior yang sekelas bandara.”Tahun lalu saya ke sini terminalnya kayak gudang. Sekarang sudah lebih baik. Saya ucapkan terima kasih,”kata Jonan yang telah menjadi menteri selama 20 bulan. Kini posisinya digantikan Budi Karya Sumadi.
Kunjungannya ke terminal penumpang untuk melepas keberangkatan KM Kelimutu merupakan penutupan arus balik. Dia menjadi saksi atas perubahan pelayanan bagi penumpang dalam arus mudik-balik di Pelabuhan Tanjung Emas yang semakin baik.
Rute pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Emas didominasi ke Pulau Kalimantanan. Kepulauan Karimunjawa, Jepara merupakan tujuan terdekat dan dilintasi kapal yang menuju Kalimantan dan sebaliknya. Perbaikan terminal penumpang dengan sendirinya menampilkan pelayanan transportrasi yang lebih baik.
Menurut Pakar Transportasi Djoko Setijowarno, perbaikan terminal penumpang merupakan keniscayaan. Di negara lain, terminal penumpang di pelabuhan dibuat seperti mal. Orang tidak takut terjadi tindak kriminal seperti pencopetan dan kehilangan barang.”Orang jadi senang ke pelabuhan dan akhirnya mampu memperkuat tol laut sebagai basis transportrasi antar kepulauan,”kata Djoko Setijowarno.
General Manager Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Tri Suhardi mengatakan, perbaikan terminal penumpang bagian dari revitalitasi pelabuhan secara keseluruhan yang dimulai tahun 2012. Tahap pertama dengan pembuatan polder untuk mengatasi pasang air laut (rob) di pelabuhan yang jangkauannya sampai ke terminal penumpang.
Revitalisasi dilanjutkan pada 2014 dengan memperbaiki interior, penambahan daya listrik dan mebeler.”Revitalisasi menghabiskan dana sekitar Rp 20 miliar. Ini kerja bertahap untuk memoles dan menata pelabuhan,”tambahnya. Laju penurunan tanah (land subsidence) di pelabuhan menurut perkiraan para ahli mencapai 13,5 sentimeter pertahun. Pengambilan air tanah yang masif dan jenis tanah di pesisir Semarang yang masih konsolidasi merupakan penyumbang utama.
Sistem polder, menurut Tri, adalah solusi yang tepat karena rob akan ditampung ke dalamnya lalu dipompa ke laut. Revitalisasi terminal pelabuhan, katanya, masih akan berlangsung. Sejauh ini tampak memuaskan dengan daya tampung mencapai 2.500 orang untuk penumpang
domestik dan 200 orang penumpang internasional.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi