Ekonom dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ika Rahutami berharap kondisi ekonomi Indonesia lebih stabil pascaperombakan kabinet yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
"Kalau dari sisi Indonesia sebenarnya sekarang target pertumbuhan kita tidak tercapai, kuartal I 2016 hanya 4,9 persen padahal target APBN 5,3 persen," katanya di Semarang, Jumat (12/8/2016).
Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan perjuangan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi dari sisi APBN agar terpenuhi, salah satunya dengan melakukan perombakan kabinet.
"Apalagi ketika Pak Joko Widodo menargetkan pada 2017 pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen. Dalam hal ini harus ada akselerasi yang begitu kuat," katanya.
Menurut dia, saat ini jika melihat dari sisi penopang terbesar pada kuartal I 2016 adalah pengeluaran Pemerintah, selanjutnya baru konsumsi dan investasi.
"Investasi ini timing yang bagus untuk mengambil alih supaya investasi itu dapat tumbuh lebih besar karena kondisi ekonomi sudah semakin stabil pascaresuffle ini," katanya.
Selain itu, pihaknya melihat antusiasme pasar semakin kuat, maka seharusnya capital inflow akan masuk. Dikatakan, ketika capital inflow akan masuk maka yang butuh disediakan adalah bagaimana kondisi yang bagus bagi para investor untuk masuk.
"Misalnya doing bussines-nya harus diperbaiki, kemudian keramahan petugasnya juga, dan jangka waktu yang pendek dalam urusan perizinan harus diperbaiki. Pada dasarnya, ‘ressufle’ ini membawa angin segar apalagi sekarang sudah on the right track, hanya tinggal mempercepat," katanya.
Tautan : http://semarang.bisnis.com