Pengamat pendidikan SDM yang juga Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Budi Widianarko mengaku prihatin dengan kondisi SDM di Indonesia khususnya para lulusan sarjana. Banyak yang mengenyam pendidikan tinggi akan tetapi nilai penghasilan mereka setelah bekerja masih digaji rendah oleh perusahaan.
“Saya melihat survai Programme for The International Assessment of Adult Competencies(OECD) di sebuah media nasional, peringkat manusia dewasa di dunia termasuk di Indonesia yang sampelnya sampelnya diambil dari Jakarta, kita masih paling bawah dari negara maju dari sisi mutu pendidikan dan penghasilan. Ada 40 negara yang disurvai termasuk di Jakarta, mutu dan gaji sarjan kita rendah,” jelas Prof Budi saat mewisuda 421 sarjana dan magister periode dua, Sabtu lalu.
Menurutnya, kondisi ini perlahan akan berpengaruh dari perguruan tinggi yang ada mengapa SDM dan mutu di Indonesia tidak menghasilkan orang yang berkualitas dan masih dinilai rendah. Para wisudawan di Unika juga harus bisa berpikir keras bagaimana harus meningkatkan mutu pendidikan dan mencari pengalaman pekerjaan yang banyak agar kualitasnya nilai kerjanya tinggi. “Banyak gaji di negara kita sangat njomplang dan rendah sekali. Kalau lulusan sarjana mestinya mereka bisa mendapatkan gaji tinggi tidak seperti buruh yang lulusan SMA/SMK,” jelasnya.
Robik Anwar Dani, wisudawan terbaik dengan IPK 3,90 dari mahasiswi Psikologi Unika mengaku, lulus kuliah sarjana harus bisa memberikan rasa nyaman terhadap lingkungan saat bekerja. Jika bekerja harus sesuai dengan profesi yang disukai dan bidangnya. “Bila ingin sukses harus serius sesuai bidangnya, minimal kuliah harus S2. Kami juga sependapat dengan Prof Budi bahwa kita jangan kalah dengan SDM dari luar dan tingkatkan pengalaman kerja dan gaji,” pungkasnya. (http://jatengpos.co.id)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah