Selasa 20/9, Program Studi Ilmu Komunikasi menyelenggarakan Talkshow Entrepreneurship dengan tema “The Power of Youth” di Ruang Theater, Gedung Thomas Aquinas. Ajeng Astri Denaya (The owner of Bentuman Steak & Rumah Makan Mbah Jingkrak) dan Tommy Christian Hutomo (ex. Director of Photography Lastday Production & Cheokboardstudios Singapore) menjadi narasumber. Talkshow dihadiri 18 siswa (dari SMA Karangturi, SMA Kolose Loyola, SMA Sint Louis), 121 mahasiswa (dari Undip, Unisbank, Untag Semarang, UAJY, Unika), dan para dosen.
B. Danang Setianto (Dekan Fakultas Hukum dan Komunikasi) mengenang masa kecil adik dan anaknya. Anak kecil yang kreatif dapat terbang dengan kain jarit ataupun pasaran (berdagang) dengan alat-alat mainannya. Orang dewasa pun seharusnya mempunyai kreativitas untuk menunjukkan jatidirinya. Dia perlu keluar dari mainstream dan memperoleh rasa Entrepreneurship sehingga akan dapat mengembangkan kemampuannya. Tatkala mengembangkan itu perlu mencoba dan mencoba, tanpa bosan.
Hermawan Pancasiwi selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi menambahkan kreatif dan ketidakbosanan dengan inovasi. Dicontohkannya, saat Unisoviet akan menyelenggarakan Olimpiade dan diketahui akan diboikot oleh Amerika dan sekutunya, perusahaan yang telah memproduksi maskot Beruang Moskow tidak mau rugi dan merasa perlu menambahkan kata Boikot Olimpiade pada beruang tersebut. Maskot-maskot beruang pun terjual habis.
Felicitas Devi (Ketua Panitia) mengingatkan para mahasiswa agar jangan merasa terpaksa mengikuti talkshow. Para peserta matakuliah-matakuliah Sosiologi, Metodologi Penelitian, Komunikasi Inovatif, dan Komunikasi Bisnis yang kelak menjadi Sarjana Komunikasi diharapkan dapat termotivasi untuk mencari terobosan guna membuka lapangan pekerjaan baru.
Berawal dengan menjual pisang goreng, combro, dan misoa ke tetangga di Kampung Erlangga, Ajeng Astri Denaya mulai mempunyai hobi memasak dan membuka Bentuman (= sumpah/doa supaya pelanggan ketagihan) Steak. Pada perjalanan waktu, Bentuman Steak dijajakan di Semarang, Bandung, dan Jakarta. Karena tertarik dengan masakan tradisional, Ajeng mendirikan Warung Makan Mbah Jingkrak. Ternyata bidang kuliner menumbuhkan rangsangan bagi Ajeng untuk membangun Galeri Batik, dan bahkan kelas/kursus melukis dengan menggunakan canting batik. Media-media sosial menjadi jujugan Ajeng dalam mempromosikan semua usahanya, dan bahkan 2% dari keuntungannya digunakan untuk pemasaran yang humanis.
Narasumber kedua menemukan jatidirinya di luar negeri selama 2 tahun, sehingga ada banyak temannya yang mengajak untuk kembali ke Indonesia dan membuka usaha di bidang fotografi. Dengan berbekal relasi pada youtube dan instagram, Tommy Christian Hutomo membuat banyak foto, film, dan video. THZ pun menjadi production house di Bandung/Semarang dan dikenal oleh para nitizen. Walaupun sudah ada banyak saingan, Tommy tetap percaya diri untuk mencoba dan mencoba lagi dalam menggeluti produk layar lebar.
Do Entrepreneur Now. (bus)