Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata menggelar seminar dengan judul pengaruh genre musik terhadap psikologi manusia di ruang Theater Thomas Aquinas, Rabu (26/10/2016).
Dalam seminar itu hadir sebagai pembicara Profesor Tjut Nyak Deviana Daudsjah A Mus D, Rektor Musik Daya Indonesia. Dalam paparannya, peraih gelar doktor musik edukasi Universitaet Luzern tersebut menjelaskan awal mula musik muncul hingga manfaatnya untuk therapi proses penyembuhan.
"Musik bukan hanya berefek kepada yang mendengar, namun juga kepada pemain, lihat saja pemain musik klasik pasti memiliki gaya yang berbeda, mimik wajah yang berbeda dibanding pemain musik jazz, atau blues," bebernya sembari memainkan piaono merah.
Menurutnya berbicara efek psikologi dari musik bisa tergantung musisinya. Sembari mencontohkan dengan piano ia memainkan beberapa sampel lagu dengan aransemen genre yang berbeda. Suasana yang diterima peserta seminar pun berbeda mulai sedih, senang, hingga merasa antusias.
"Oleh karena itu, musik sering digunakan juga untuk pengiring di sebuah film, kita contohkan saja misalnya mission impossible dengan musik yang khas saat adegan yang mendebarkan," bebernya lebih lanjut.
Oleh karena itu menurutnya bukan hanya genre, namun musisi juga bisa juga mempengaruhi efek psikologis pendengarnya.
"Banyak aspek yang bisa mempengaruhi psikologi manusia darimusik, dari audio yang digunakan, musisi, hingga yang utaa genre," jelasnya.
Salah satu peserta seminar Sheila dari Fakuktas Bahasa dan Seni menyatakan kini lebih paham kenapa kini musik-musik kaum kulit hitam memiliki sedikit keseragaman.
"Ternyata musik yang dibawakan musisi kulit hitam dahulu banyak menceritakan perjuangan dan kesedihan mereka, jadi saat saya mendengarkan juga sedikit merasa sedih," paparnya. (http://jateng.tribunnews.com)