Ekonom Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ika Rahutami menyatakan, kredit dengan bunga murah dapat membantu ekonomi kerakyatan di Jawa Tengah.
"Salah satunya kredit dengan bunga murah dari Bank Jateng, efek yang diharapkan adalah dapat memberikan kesempatan bagi UMKM untuk dapat mencicil dana secara lebih mudah dan melanjutkan usahanya lebih baik," katanya di Semarang, Selasa.
Dikatakan, jika melihat struktur ekonomi Jateng memang dominasi UMKM sangat besar dalam arti jumlah namun bukan dalam arti aset, volume, atau penyerapan tenaga kerja.
Dalam hal ini, UMKM masih membutuhkan fasilitas kredit dengan bunga rendah sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Jateng yaitu ekonomi kerakyatan yang berbasis pada desa.
"Maka program kredit murah sangat dibutuhkan, dari sisi positif ini akan mendorong," katanya.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada sisi negatif yang membayangi. Terkait hal itu, Ika menjelaskan, suku bunga adalah harga dari suatu risiko. Jika risiko diberi dengan harga yang cukup rendah, artinya Bank Jateng harus memikul manajemen risiko secara lebih besar.
"Kalau harapannya UKM dapat mengembalikan dengan cepat tetapi kalau dengan harga yang kecil tetapi ternyata mereka tidak dapat mengembalikan, artinya tidak ada ‘scrap money’ atau perkiraan uang yang dapat digunakan untuk menutup ketidakkembalian tadi," katanya.
Dikatakan, dengan demikian "non performing loan" (NPL) atau kredit macet tidak dapat tertutup karena suku bunga sangat rendah.
Pada dasarnya, Bank Jateng harus memiliki keyakinan bahwa para peminjam dapat mengembalikan kreditnya secara tepat waktu.
"Dalam hal ini, Bank Jateng membutuhkan data yang cukup lengkap agar program tidak sia-sia. Kalau sudah diberi suku bunga rendah, tetapi efeknya tidak dikembalikan, maka akan cukup berat bagi Bank Jateng," katanya. ( http://economy.okezone.com )