“Menjadi mahasiswa pertukaran pelajar ke luar negeri, selain mahir berbicara bahasa Inggris juga harus memiliki softskill yang mumpuni”, demikian ungkap Dr. Ekawati Marhaenny Dukut, M.Hum selaku kepala International Office (IO) Unika Soegijapranata dalam penjelasannya mengenai diadakannya kolaborasi roadshow dengan AIESEC Universitas Diponegoro dengan judul “How to become global citizens with global talents”, pada hari senin (17/10) di ruang Teater, Gedung Thomas Aquinas.
Kegiatan puncak roadshow yang dilaksanakan I.O. terbagi atas beberapa hari, yakni tanggal 17, 19 dan 20 Oktober 2016, dengan tujuan agar mahasiswa Unika dapat dan bisa menjadi bagian mahasiswa pertukaran pelajar serta menjadi mahasiswa yang mempunyai Global Talent. Selain itu, di bawah naungan I.O., mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang akan dilakukan di luar negeri terutama pada universitas ataupun instansi yang sudah dan akan mempunyai kerjasama dengan Unika Soegijapranata.
Semenjak bulan Agustus, I.O. telah mengadakan roadshow dengan presentasi di setiap- fakultas dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dengan lebih dekat bagaimana menjadi mahasiswa yang global. “Sebagai mahasiswa yang mempunyai global talent berarti mahasiswa mempunyai kesempatan untuk melakukan internship atau magang ke luar negeri selama sekitar 4 sampai 6 bulan. Pada saat magang ini mereka dikaryakan di suatu perusahaan sesuai bidang ilmu masing-masing dan mereka akan mendapatkan gaji” ujar Dr. Ekawati
Setara dengan KKN
Selain menjadi mahasiswa pertukaran pelajar atau Exchange Students dalam skema ACUCA, selama ini dengan mengikuti program Global Talent yang ditawarkan oleh AIESEC, mahasiswa dapat memilih untuk pergi ke suatu tempat dalam kurun waktu tertentu untuk mempelajari sesuatu sehingga kegiatan itu dapat dianggap setara dengan kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) atau PKL (Praktek Kerja Lapangan) atau bahkan dianggap setara dengan KKN di luar negeri seperti yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh universitas lain. Hasil kegiatan ke luar negeri ini diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam meningkatkan kemandirian dan pengalaman namun mahasiswa bisa mendapatkan nilai untuk dimasukkan dalam transkipnya. “Namun untuk hal ini, I.O. masih perlu membicarakannya lebih lanjut dengan tiap Fakultas, LPPM dan WR 1 tentang mekanismenya”, tambah Dr. Ekawati
“Kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa khususnya Unika untuk mengembangkan bakat kepemimpinannya, melaui program AIESEC atau lainnya yaitu, Global Citizen, dimana mahasiswa ditantang untuk melakukan social work tanpa di gaji untuk minimal 2 minggu atau lebih. Apapun program yang mahasiswa lalukan, tentunya hal itu akan membuahkan usaha networking yang luas, selain mengembangkan profesionalitas. Semua itu dapat dimulai dari selembar CV dan letter of interest yang unik sehingga terpilih untuk diberangkatkan ke program-program AIESEC yang sudah ditawarkan sejak Perang Dunia ke II”, ujar Alysha Paxia Sulilo, wakil presiden program AIESEC.
“Bagi mahasiswa yang bahasa inggrisnya masih basic, tidak perlu khawatir karena AIESEC siap membantu dengan memberikan banyak kegiatan learning and development untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris dan menggali serta memperkuat talenta masing-masing mahasiswa. Dengan terbukanya kerjasama antara I.O. Unika Soegijapranata dan AIESEC Universitas Diponegoro, kedepannya kami akan sering bagikan berbagai strategi agar kemampuan berbahasanya dapat dipahami dan layak untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Maka, segeralah mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu yang diberangkatkan oleh AIESEC setelah mendapatkan rekomendasi dari I.O. Unika Soegijapranata” tutupnya. (Ajie)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah