“Opo sing dadi pinginanmu bakal kelakon” begitulah kata-kata mutiara dari Cecilia Kartipah, sang ibunda yang menjadi pemecut semangat Maria untuk terus bermimpi dan ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Maria Ida Widayanti merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dari pasangan Petrus Mujianto dan Cecilia Kartipah berasal dari Desa Juwana-Karangrejo, Purwodadi. Ketiga saudara Maria lainnya, telah menikah dan bekerja. Ia dinyatakan lulus dari Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata pada tanggal 13 Juni lalu dengan IPK 3,5 dan akan diwisuda pada Wisuda periode III tahun ini.
Di dalam keluarganya, ia cukup berbangga karena ia merupakan orang pertama yang mampu menembus tingkat sarjana. Ayahnya berprofesi sebagai tukang becak terkadang juga berprofesi serabutan seperti tukang bangunan dan tukang pijat di Kota Semarang dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Kisah perjalanan hidup Maria yang penuh suka dan duka dilalui dengan tabah dan penuh suka cita. Dara yang setelah lulus SMP tidak langsung melanjutkan SMA ini, sempat terhenti sekolahnya selama satu tahun karena keterbatasan biaya. Baru tahun 2006 Ia melanjutkan studi SMA-nya yakni di SMAN 1 Grobogan.
Selepas lulus SMA, karena desakan kebutuhan hidup dan keterbatasan biaya, kembali ia harus bekerja di beberapa usaha catering. Hingga akhirnya tahun 2012, Maria mendapat kesempatan untuk studi di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata melalui program Beasiswa Penuh. Pada program beasiswa ini, Maria mendapat beasiswa penuh dari semester 1 sampai dengan semester 7 dengan persyaratan IPK >3,0.
“Sebelum menuju ke Semarang, dari orangtua memberikan kebebasan pada saya, maksudnya kalau saya punya impian ibu saya pasti selalu memberikan dukungan, pokoknya apa yang menjadi keinginanmu akan terlaksana. Dari pesan itulah, yang memberikan sugesti kepada saya untuk terus bersemangat menjalani kuliah dan kerja. Mereka menyerahkan semuanya pada diri saya, hanya saja saya dapat bertanggung jawab atas pilihan yang saya perbuat” jelas Maria.
Selama 5 tahun masa kuliah yang telah berjalan, Maria tinggal dan bekerja di Warung Nugroho (sekarang bernama Warung Handayani). Saat ia kuliah ia ijin untuk mengikuti kuliah, setelah itu ia pulang dan membantu kembali di warung tersebut sampai dengan larut malam. Dari hasil keringatnya, membantu kerja serabutan di Warung Nugroho (sekarang bernama Warung Handayani) tersebut ia mendapat gaji yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan kuliah seperti membeli buku, fotocopy dan kebutuhan lainnya.
Selain kuliah seperti mahasiswa lainnya, Maria juga pernah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik seperti menjabat sebagai Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2012-2013 dan Komandan KSR Unika Soegijapranata periode 2013-2014. Di tengah sibuknya membagi waktu antara kegiatan non-akademik dan kegiatannya bekerja, ia juga tidak melupakan kewajibannya pada akademik dengan menjadi asisten dosen Bio-psikologi dari tahun 2012-2013.
Saat pertama kali mendengar Maria lulus sebagai sarjana di Unika Soegijapranata, ibunya langsung menangis terharu.
“Atas pencapaian saya ini, keluarga terutama saya menjadi sangat bersyukur, karena bagi saya ini merupakan suatu anugerah dari Tuhan, mengingat sebelumnya saya benar-benar berangkat dari bawah, sejak lulus SMP lalu bekerja sampai akhirnya saya bekerja sambil kuliah hingga bisa lulus sebagai sarjana. Menurut saya, ini merupakan suatu keajaiban” tuturnya.
Saat ini Maria telah diterima bekerja di LPT (Lembaga Psikologi Terapan) Persona yang terletak di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.(#calvin)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi