“Pakar Transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Joko Setijowarno mengapresiasi upaya pemkot dalam membenahi fasilitas BRT.”
Demam klakson bus telolet tidak hanya menjangkit anak-anak. Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang pun berencana menambah klakson telolet di sejumlah bus.
Rencana ini disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam akun resmi instagram, @hendrarprihadi. Dalam akunnya, Hendi, sapaan wali kota, mengunggah dirinya dalam sebuah armada Trans Semarang bersama seorang teknisi dengan menyematkan caption, "Menanggapi masukan sedulur2 — Di bulan ini akan mulai beredar BRT Trans Semarang ber-Telolet #OmTeloletOm," tulisnya.
Ketika dikonfirmasi, Hendi menargetkan, dari enam koridor yang akan dioperasikan tahun ini, per koridor akan ada lima bus yang bertelolet.
"Ini sebagai satu cara untuk menarik minat masyarakat untuk naik Bus Trans Semarang, sehingga akan ada peningkatan penumpang dari tahun yang lalu," katanya.
Kota Semarang, kata Hendi, merupakan satu kota penerima penghargaan Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2016, dianggap Terbaik dalam Peningkatan Pengguna Angkutan Umum. "Kota Semarang dianggap terbaik karena berhasil mendorong penggunaan sarana transportasi umum BRT," jelasnya.
Tak hanya klakson telolet, hendi menyatakan, BRT akan menambah layanan sistem pemberitahuan otomatis mengadopsi LRT Singapura. Sistem itu berjalan dengan sarana GPS (Global Positioning System), sehingga dapat secara otomatis mengetahui posisi bus dan shelter mana yang menjadi pemberhentian berikutnya.
"Dengan sistem ini harapannya dapat sebagai pemandu masyarakat yang naik Trans Semarang, sehingga bisa bertambah nyaman," terangnya.
Sistem pemberitahuan melalui GPS tersebut, Hendi menuturkan, akan diterapkan di 20 bus baru pada 12 Januari 2016 untuk Koridor 1 Mangkang-Penggaron.
"Sedangkan pada Februari nanti, saya menargetkan pengoperasian enam Koridor BRT. Sebelumnya Trans Semarang hanya memiliki empat koridor, yaitu Mangkang-Penggaron, Terboyo-Sisemut, Pelabuhan-Akpol, dan Terminal Cangkiran-Stasiun Tawang. Penambahan dua koridor akan beroperasi pada jalur PRPP-Dinar Mas, dan Universitas Diponegoro-Universitas Negeri Semarang," urainya.
Terpisah, Pakar Transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Joko Setijowarno mengapresiasi upaya pemkot dalam membenahi fasilitas BRT.
"Sistem pemberitahuan posisi bus seharusnya sudah diterapkan dari dulu. Tetapi kalau akan diterapkan akan lebih baik, sehingga penumpang tidak jenuh menunggu," paparnya.
Sistem tersebut, lanjut Joko, akan efektif jika jumlah bus ditambah. "Kalau jumlah bus seperti sekarang, fungsi sistem pemberitahuan kurang efektif menarik minat warga naik BRT," tandasnya.
Sementara terkait dengan penambahan klakson telolet, menurut Joko, tidak akan efektif meningkatkan jumlah penumpang. (jateng.tribunnews.com)