Jadi Potret Indonesia Kecil
Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata terus mengembangkan proporsi keragaman mahasiswanya sehingga dapat menjadi potret Indonesia kecil. Saat ini universitas tersebut sedang mengusahakan meningkatkan representasi mahasiswa dari kota-kota besar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Rektor Unika Soegijapranata Prof Y Budi Widianarko menyatakan, kampus yang dipimpinnya sudah sejak lama telah memaknai Ke-Bhinneka-an dalam lingkungan kampus. Menurutnya mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi swasta tersebut datang dari 29 provinsi di Indonesia, termasuk suku dan agamanya.
“Spirit yang kami kembangkan, sesuai dari tagline universitas ini yaitu Talenta Pro Patria Et Humanitate. Bakat-bakat dan kemampuan kami, dipersembahkan untuk Tanah Air dan Kamanusiaan. Yang berarti Unika mempunyai spirit Nasionalisme dan Kemanusiaan,” kata Prof Budi saat memberikan sambutan dalam Kuliah Umum Ke-Bhinneka-an di Gedung Thomas Aquinas, Jumat (20/1).
Sementara Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condrokirono menyatakan, setiap warga negara dipercayainya masih mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. Menurut hasil survey yang diperolehnya, dari 1.200 pemuda dan mahasiswa yang menjadi sampel 90 persen masih memiliki kecintaan pada Indonesia dan 50 persen tidak setuju terhadap adanya radikalisme dan kekerasan.
Menurut mereka radikalisme dan kekerasan tidak sesuai dengan nilai agama apapun dan juga tidak sesuai dengan Pancasila. “Jika digabungkan antara luas perairan dan daratan, Indonesia memiliki luas lima juta kilometer persegi. Indonesia juga begitu beragam, terdapat 1340 suku bangsa,” tambah Jenderal Polisi berbintang dua itu.
Tidak hanya suku bangsa dan pulau lanjutnya, Indonesia juga memiliki 81.626 desa, 34 provinsi dan 416 kabupaten. Menurutnya ini sangat luar biasa dan dapat menggugah rasa Nasionalisme dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara ini.
“Untuk menyatukan keberagaman itu founding fathers kita merumuskan Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa. Untuk merumuskannya pun tidak mudah dan merupakan gagasan dari empat orang dari unsur kebangsaan dan empat orang dari unsur keagamaan,” tuturnya. (http://berita.suaramerdeka.com)