Fenomena penggunaan ganja kingkong/gorila /tembakau super/ Cannabinoid synthethic telah muncul ramai kurang lebih satu tahun ini.
Saya menemukan beberapa kasus terkait penggunaan tembakau gorila. Saya ingat, beberapa klien menceritakan terkait penggunaan tembakau gorila.
Mereka rata–rata berusia remaja hingga dewasa dengan pengalaman dahsyat, mengerikan, menjijikkan, luar biasa pasca-pemakaian.
Rata–rata menceritakan efeknya mager (malas bergerak/sulit untuk bergerak/tidak bisa bergerak), seperti tertimpa gorila, kejang, muntah, merasa berat sekali mulai dari ujung kepala hingga seluruh badan bahkan tidak bisa bergerak.
Tidak hanya itu, mereka juga tidak bisa kontrol badan, mengalami blank pikiran, pusing sekali, pandangan mengalami kekaburan, ngorong (tenggorokan sangat kering), ada juga yang menuturkan melihat kawannya saat memakai kemudian tidak bisa ngomyang (tidak bisa bicara), badan kaku, terjadi halusinasi.
Efek satu sedotan akan dirasakan cepat, tidak sampai 10 detik kemudian. Efek high/klimaks betul dirasakan 1 menit pascapakai, 15 menit sampai 30 menit kemudian bertahan, mata akan memerah.
Satu jam kemudian efek biasanya mulai hilang. Banyak pecandu yang sudah lama menceritakan kapok setelah mencoba dan merasa paling ngeri jenis gorilas.
======================================
DILARANG BEREDAR
Synthetic Cannabinoid dalam Tembakau Gorila yang dilarang di Permenkes 2 tahun 2017 :
1. JWH -018
2. XLR-11/5-FLUORO-UR-144
3. 5-FLUORO AKB 48
4. MAM-2201
5. FUB-144
6. AB -Chminaca
7. AB -Fubinaca
8. CB-13
======================================
Beberapa penyalahguna yang telah mengonsumsi sabu dan ganja menuturkan tembakau gorila merupakan jenis zat yang paling mengerikan efeknya.
Mereka menuturkan pascapemakaian melihat teman jadi banyak padahal hanya dua orang, ingin melakukan sesuatu tapi tidak bisa. Badan seperti tertarik ke belakang bahkan merasa seperti akan meninggal. Namun beberapa penyalahguna lain juga menuturkan cocok dengan efek gorila.
Rata – rata klien mengatakan mencoba gorilas karena tertantang dengan cerita teman sesama pengguna. Keinginan mencoba dan tertantang pada diri remaja merupakan dorongan kuat untuk menyalahgunakan zat adiktif.
Beberapa remaja usia SMP dan SMA menuturkan keinginan mencoba supaya tetap eksis di antara teman seusianya, namun pascapenggunaan, banyak yang menuturkan kapok.
Terkait Vapor, saya menemukan kasus lebih sedikit dari gorila, hanya tiga orang yang menuturkan bahwa vapor dapat diisi dengan kimiawi tertentu yang menyebabkan mendapat efek high.
Supaya anak kita terlindung dari bahaya penyalahgunaan narkoba sebaiknya mengembangkan Protective factors: segala hal yang mungkin dapat melindungi seseorang untuk menyalahgunakan drugs, mendorong kemampuan seseorang untuk menghadapi situasi, mengurangi kerentanan terhadap akibat dari suatu peristiwa yang tidak menyenangkan.
Keluarga harus mengembangkan kemampuan kontrol, membangun keterikatan anak pada ortu dan sebaliknya keterikatan ortu pada anak. Di sekolah mengembangkan keterikatan antara siswa dengan guru.
=======================================================
Ciri-ciri Synthetic Cannabinoid
1. Zat Synthetic Cannabinoid berbentuk serbuk kristalin berwarna putih, abu-abu hingga coklat kekunigan.
2. Mudah larut dalam metanol, etanol, acetonitrik, etil asetar dan aseton.
3. Setelah larut mudah disemprotkan ke bahan lain.
Jumlah Narkotika yang dilarang di Indonesia saat ini mencapai : 220 jenis
=======================================================
Gaya hidup
Pandangan model ini imbalan kehidupan yang menenangkan mengubah kesadaran pada hal-hal yang distruktif, seperti penyalahgunaan narkoba.
Orang-orang yang sudah mengalami ketergantungan akan sulit menghilangkan kebiasaan penyalahguna narkoba karena dapat dianggap menghilangkan eksistensi dirinya.
Model kognitif
Model kognitif ini beranggapan bahwa pikiran dan keyakinan adalah faktor-faktor penyebab utama dalam penyalahgunaan zat. Masalah medik, keuangan, dan masalah sosial yang serius bukanlah penyebab seseorang mulai mengunakan zat adiktif.
Hal itu merupakan sifat dasar yang membawa seseorang pada tanggapan emosional dan mendorong pada suatu keyakinan adiktif yang menghasilkan perilaku ketergantungan
Penyalahguna narkoba dilakukan oleh orangtua dapat menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak. Orangtua bisa menjadi munafik dan mengatakan pada anak-anaknya.
”Kerjakan apa yang saya bilang, bukan yang saya lakukan”. Maka anak menanggapi dengan pernyataan sinis, ”Kalau orangtua pakai, kenapa saya tidak?"
Penyalahgunaan narkoba tidak terjadi secara tiba-tiba. Seorang pengguna narkoba mulai menggunakan zat/obat mulai dari yang ringan, seperti rokok, alkohol, ganja, sampai yang berat seperti morfin, sabu, kokain, dan sebagainya.
Adapun beberapa ciri ketagihan antara lain keinginan tak tertahankan, kecenderungan untuk selalu menambah dosis hingga ketergantungan psikis. Jika berhenti timbul kecemasan, kegelisahan, depresi dan lain-lain. Ciri ketergantungan fisik lainnya yakni jika berhenti timbul gejala putus zat.
____________________________
News Analyisis oleh Indra Dwi Purnomo, S.Psi., M.Psi,
Wakil Dekan III Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang
(►http://jateng.tribunnews.com, Tribun Jateng 30 Januari 2017, hal. 1, 7)