Pembukaan koridor baru Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang dengan rute Unnes-Undip dan sebaliknya harus diiringi pembenahan kondisi jalan.
Pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menyampaikan saran itu mengacu musibah tabrakan BRT dan mobil pikap di Jalan Pawiyatan Luhur, Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Minggu (3/4)2017) pagi.
“Banyak rintangan berupa dahan dan kabel yang belum dibenahi. Seharusnya dilakukan uji coba dulu agar sopir bus mengenal medan. Apalagi ini sopir baru,” urai Djoko.
Dia melihat di sepanjang jalan masih banyak halangan berupa dahan pohon dan kabel yang membentang rendah.
Ketiadaan trotoar juga disayangkan mengingat syarat mutlak pengoperasian bus umum adalah ketersediaan trotoar yang nyaman.
“Semua pengguna bus umum pasti pejalan kaki. Mereka berjalan kaki dari dan ke halte,” lanjutnya.
Djoko juga menyarankan pengelola BRT melakukan survei di koridor VI ini dengan mengajak para sopir mengenali medan.
Dosen ini memahami betul kondisi jalur sepanjang Pawiyatan Luhur yang berkelok dan naik turun.
“Saya berkantor di sana, jadi banyak tahu. Sepengetahuan saya pun belum ada uji coba koridor tersebut,” terangnya. (►http://jateng.tribunnews.com)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah