Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini belum memadai tetapi ada beberapa jurusan yang sudah lengkap. Founder dan Chairman Lippo Grup Mochtar Riady menyatakan, kurikulum di Indonesia tidak bisa disama ratakan karena sudah ada yang memenuhi standar dan ada yang kurang.
“Ada yang baik dan ada yang kurang. Untuk mengatasinya adalah dengan mengirim mahasiswa Indonesia sebanyak mungkin ke luar negeri dan jika sudah lulus panggil kembali semua pulang. Kedua adaalah mengundang sebanyak mungkin profesor dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia,” kata Mochtar Riady usai “Entrepreneurship Wisdoms” yang dibawakannya di Gedung Thomas Aquinas ruang teater Unika Soegijapranata, Jumat (21/4).
Pendidikan menurutnya, tidak menjamin bisa mencetak pengusaha tapi di dalam perguruan tinggi ini mendidik manusia dalam skillnya. Jadi bukan mendidik menjadi intreprenuer tapi secara umum perguruan tinggi akan bisa membentuk itu.
Saat membawakan “Entrepreneurship Wisdom” Mochtar Riady menyinggung kejatuhan perusahaan-perusahaan besar dan ekonomi negara maju tidak mengalami kemajuan atau stagnan. Menurutnya suatu perusahaan atau negara raksasa akan mengalami stagnan karena mereka tidak sensitif terhadap perubahan teknologi, politik dan ekonomi.
“Ini akan menyebabkan kerontokan kejayaan,” tambahnya.
Saat ini menurutnya, dunia masuk era revolusi industri keempat, nano technology, digital technology dan biotechnology saling berkaitan tapi intinya digital technology. Kalau tidak menggunakan IT sambungnya maka perusahaan masuk menjadi sunset karena semua masuk digital.
“Kalau tidak menyesuaikan diri jaman saat ini maka akan menjadi masa lalu,” tutur perbankan handal di Indonesia itu.