Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan 26 perguruan tinggi yang terakreditasi A, menjadi perguruan tinggi asuh bagi puluhan perguruan tinggi swasta yang terakreditasi C. Puluhan perguruan tinggi itu nantinya akan mengasuh minimal 1-3 perguruan tinggi swasta untuk membantu peningkatan akreditasinya.
“Masing-masing perguruan tinggi asuh minimal membina 20 program studi di perguruan tinggi swasta itu,” kata Kepala Subdirektorat Penguatan Mutu Dirjen Penjaminan Mutu, Kemenristekdikti, Antari Wahyuning Mawarti di Kemenristekdikti, Jumat 5 Mei 2017.
Sebanyak 26 perguruan tinggi yang bakal jadi ‘orang tua asuh’ tersebut adalah Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Universitas Gunadharma, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sriwijaya, Universitas Syah Kuala, Universitas Islam Indonesia, Universitas Lampung, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ada pula Universitas Udayana, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Kristen Petra, Universitas Sebelas Maret, Universitas Telkom, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Institut Teknologi Bandung, Unversitas Katolik Soegijapranata, Universitas Indonesia, Universitas Mercu Buana, Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Semarang, dan Universitas Jember.
Program perguruan tinggi asuh merupakan satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan akreditasi perguruan tinggi di Indonesia. Maklum saat ini baru ada 50 perguruan tinggi terakreditasi A dari toral dari 4.472 perguruan tinggi di Indonesia. Sebanyak 345 perguruan tinggi lain terakreditasi B dan 736 perguruan tinggi lain berakreditasi C. Sisanya, sebanyak 3.340 perguruan tinggi belum terakreditasi.
Status program studi pun belum terlalu baik. Baru ada 12 persen program studi dari total 26.672 yang terakreditasi A. Program studi terakreditasi B sebanyak 9.922 buah atau 49 persen. Sedangkan 7.820 program studi atau 39 persen terakreditasi C. Bahkan masih ada lima ribuan program studi yang tidak terakreditasi sampai saat ini. “Ini salah satu program prioritas kami,” kata Antari.
Kedua puluh enam perguruan tinggi asuh ini masing-masing mendapatkan Rp 500 juta untuk membagi ilmunya kepada perguruan tinggi swasta lain. Antari menjelaskan, perguruan tinggi asuh akan fokus mengajarkan sistem kepada perguruan tinggi targetnya. “Contohnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember akan membagi sistem pengajarannya kepada Universitas Ma Chung, Malang pada program studi pendidikan Bahasa Inggris, Desain Komunikasi Visual dan Kimia,” kata Antari.
Program orang tua asuh ini akan berjalan selama setahun. Kegiatan ini dharapkan membantu pemerintah mencetak target 13.000 program studi unggul pada 2017. Selain program perguruan tinggi asuh, pemerintah pun menyiapkan program penguatan Kopertis dan program klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal serta Program Uji Kompetensi Lulusan.