Memperingati ulang tahun Desain Komunikasi Visual (DKV) Unika Soegijapranata yang ke-9, Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual mengadakan acara “Paradays Nostalgia 90-an” bertempat di Gedung Mono Dhuis, Kota Lama, Semarang. Acara ini berlangsung selama 3 hari mulai hari Kamiss (11/5) hingga Sabtu (13/5).
“Dipilihnya tema Nostalgia 90-an ini sendiri karena memang bertepatan dengan ulang tahun DKV Unika yang ke-9. Selain itu, memang saat ini sedang booming tren-tren yang dulu pernah ada di tahun 90-an. Paradays sendiri merupakan acara tahunan DKV Unika yang telah diadakan sejak DKV Unika berdiri. Pemilihan nama Paradays sendiri memang telah dipilih sejak awal diadakannya acara tahunan ini, ‘para’ yang berarti di luar normal dan ‘days’ sendiri berarti hari-hari. Apabila digabungkan keduanya menimbulkan arti hari-hari yang di luar normal atau lebih tepatnya hari spesial” ujar William selaku Ketua Panitia Paradays Nostalgia 90-an.
Di tahun ini, Paradays mengusung kosep baru dan lebih berfokus pada pameran karya yang dibuat oleh mahasiswa DKV Unika sendiri. Selain itu, Paradays juga bekerja sama dengan beberapa komunitas dalam pameran karya antara lain dengan Karamba Art, Bobo Magz, Kinan, Sasongko Anis. Disamping itu, selain pameran, Paradays Nostalgia 90-an juga mengadakan workshop dan seminar yang yang diisi oleh Koskow; Moelyono Rahardjo; Louis CKB “Komik Gono Gini”; dan Galih “Karamba Art”, dan juga beberapa pengisi acara seperti Ataphobia, Why Oh Why, Revelation, 90’s Bucks, Racau Kemarau, Blues Clues, Lilin Semasa Hujan, The Dormitories.
Dalam talkshow yang dibawakan oleh Koskow misalnya yang menggiring tema “Ngomongin Desain 90’an “. Ia membawakan perbedaan desain buku 90-an dan desain buku saat ini dari segi aspek. Misalnya saja segi konten dimana buku tahun 90-an banyak bertemakan mengenai sosial, politik, dan budaya sedangkan konten buku zaman saat ini makin beragam. Selain itu, pada buku tahun 90-an, gambaran isi buku dapat diperoleh dari desain sampul sedangkan buku saat ini gambaran isi buku dapat diperoleh juga dari infografis buku disamping desain sampul.
Selanjutnya dalam Seminar yang dibawakan oleh Louis CKB, komikus “Komik Gono-Gini” yang membawakan mengenai Comic Strip. Dalam seminarnya, Louis, begitu ia biasa dipanggil, mencoba mengenalkan komik itu sendiri mulai dari tujuan dibuatnya comic yang dapat menjadi sarana dalam menyampaikan informasi, bisa juga menjadi sarana promosi terhadap merk tertentu, atau bisa menjadi sarana hiburan belaka. Dalam komik sendiri terdapat beberapa komponen penting menurut Louis antara lain : panel(kotak ataupun bingkai yang menjadi sarana pemuatan gambar); balon kata (memuat kata-kata yang menjadi percakapan tokoh); karakter; background , dan effect (bentuk visual bunyi yang dihasilkan dari suatu adegan). Louis merupakan komikus sebuah Comic Strip yang memiliki jenis berbeda dengan komik sendiri. Komik biasanya memiliki bagian pembuka, awal masalah, masalah, puncak masalah, penyelesaian masalah, penutup. Sedangkan Comic Strip menyajikan bagian yang lebih ringkas dengan menghilangkan awal masalah dan menggabungkan penyelesaian masalah dengan penutup. (Cal)
SCU Perkuat Nilai-Nilai Warisan Kebangsaan dan Partisipasi dalam Pilkada
Semarang, 23 Oktober 2024 – Soegijapranata Catholic University (SCU) menegaskan