Rencana reaktivasi rel kerata api lintas Kedungjati – Tuntang sepanjang 30 kilometer sudah dimulai sejak 2014, namun hingga kini belum tuntas. Dalam pandangan pakar transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mungkin bisa jadi itu bukan prioritas pemerintah.
Di atas jalur ini, sejak 2015 dimulai pekerjaan Tol Bawen – Salatiga (37km), bagian dari ruas Tol Semarang- Solo (72,64 km), padahal menjelang mudik lebaran 2017, ruas tol ini sudah dapat digunakan secara fungsional.
“Reaktivasi lintas Kedungjati- Tuntang memikiki arti penting untuk pengembangan pariwisata Kawasan Borobudur. Tidak hanya itu, juga menambah kapasitas mobilitas Semarang – Magelang – Yogyakarta yang selama ini jalur jalan raya sudah cukup padat,” jelas Djoko Setijowarno, Selasa (30/5).
Di sisi lain, tambah anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini, Kementerian PU-PR melalui BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) sedang melakukan studi dan desain Tol Bawen – Yogyakarta (100 km). Dan telah masuk dalm rencana Kementerian PU-PR.
“Jadi tidak hanya aspek finansial yang diperhitungkan, namun jangan lupa aspek lingkungan harus dipertimbangkan dengan matang pula,” saran Djoko Setijowarno.
Di Pulau Jawa diperkirakan ada 1.600 km jalur rel tidak aktif yang tersebar di Banten dan Jabar (410 km), Jateng (585 km) dan Jatim (615 km).