Unika Soegijapranata bersama pimpinan perguruan tinggi (PT) se-Asia Pasifik menandatangani Deklarasi Penguatan Implementasi Service Learning di Kampus Bendhan Duwur. Deklarasi disampaikan dalam Upacara Pembukaan The 6th Asia-Pacific Regional Conference on Service Learning (APRCSL) di Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Tema konferensi tahun ini Educating the Heart: Nurturing a Fruitful Life through Service-Learning. “Ada 18 perguruan tinggi Asia Pasifik tersebut yang telah mengimplementasikan metode Service Learning sebagai bagian dan pelengkap proses perkuliahan dan merasakan dampak positifnya,” katanya.
Service Learning adalah metode pedagogi yang bukan hanya mengasah kemampuan kognisi mahasiswa tetapi pada saat yang sama juga menggarap aspek karakter dan tanggungjawab kewargaan. “Seringkali, Service Learning digambarkan dalam ungkapan head, hand and heart,” jelas Prof Budi Widianarko Rektor Unika.
Menurutnya, Unika saat ini sudah mengimplementasikan metode Service Learning (SL) sejak 1990 dalam tiga bentuk, yakni: mandiri (stand alone-SL), bagian perkuliahan (course embedded-SL) dan pengabdian masyarakat (enhanced community service).
“Sejak dulu, kewajiban untuk mengikuti kegiatan pengabdian pada masyarakat melekat pada setiap mahasiswa Unika Soegijapranata yang disalurkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Kuliah Kerja Usaha (KKU),” jelasnya.
Ditambahkan, saat ini metode Service Learning secara bertahap mulai diintegrasikan dalam program KKN dan KKU mahasiswa Unika Soegijapranata. Seperti dicirikan oleh penambahan proses refleksi di akhir program. “Metode Service Learning sangat sesuai dengan nilai utama Unika Soegijapranata yang berupaya menghasilkan lulusan yang cinta negeri dan siap melayani sesama,” pungkasnya.