Untuk pertama kalinya, Romo Aloys Budi Purnomo Pr – sebagai Pastor Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang mengikuti rapat dalam rangka persiapan mata kuliah semester gasal 2017/2018. Rapat ini terkait dengan Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) dan dipimpin oleh Dr Alberta Rika Pratiwi MSi, Kepala LP3-Unika Soegijapranata.
Rapat diawali doa dan berkat oleh Romo Budi itu dan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr Augustina Sulastri SPsi Psi. Lastri menerangkan bahwa MKWU memerlukan buku ajar, yang menjadi ciri khas universitas. Dalam rangka itu Unika Soegijapranata mempersiapkan buku ajar yang khas yakni Pamcasila, Religiositas dan
Kewarganegaraan, Agama dan Pancasila dalam kerjasama dengan Penerbit Kanisius.
Pendidikan Pancasila
Dari ketiga hal itu yang sudah siap terbit dan dipergunakan adalah buku ajar Pancasila yang dipersiapkan oleh Istiarto. Buku ini nantinya akan digunakan sebagai acuan utama untuk semua mahasiswa peserta matakuliah Pancasila di semua progdi dan oleh para dosen pengampu.
Atas siap terbitnya buku tersebut Romo Budi memberikan apresiasinya. “Inilah bagian dari penghayatan tema karya Unika Soegijapranata 2017: Transformatif Inspiratif yang mengacu pada nilai-nilai Soegijapranata yang mengajak kita untuk terus berpacu dengan waktu dan memberi dampak perubahan setiap saat!”, katanya.
Sementara itu, Lastri menegaskan bahwa buku Pancasila itu digunakan sebagai referensi dalam Rencana Pembelajaran Semester. Itu tidak menutup kemungkinan memperkaya dengan sumber-sumber lain yang relevan.
Hal yang sama juga digarisbawahi para peserta rapat Hermawan, Peter Surya dan Ratno dengan tetap memperhatikan aspek pembentukan habitus lebih dari sekadar pengetahuan sebagai bagian dari tujuan yang hendak dicapai dalam diri mahasiswa.
Sementara itu Didiek seraya mengapresiasi terbitnya buku ajar Pancasila, juga menjanjikan bahwa acuan buku ajar Religiositas akan tuntas tahun 2017 ini. “Apalagi ada Romo Budi. Nanti bisa membantu menyempurnakannya,” kata Didiek Hardiyarso.
Pancasila dan Humanitate
Selain membahas tiga MKWU, rapat juga membicarakan rencana menyambut Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober mendatang. Pada Hari Kesakstian Pancasila perlu diadakan peristiwa yang bervisi kebangsaan, kebhinneka-tunggal-ika-asilahk an dikemas. Untuk itu perlu dibentuk satgas acara 1 Oktober 2017.
Dalam hal ini, Romo Budi mengingatkan agar peristiwa terkait dengan 1 Oktober tak hanya gebyar sekali usai melainkan menjadi peristiwa yang berkelanjutan dengan segala warna akademik maupun kultural.
“Bila perlu, Unika harus memiliki semacam lembaga atau pusat kajian atau studi tentang Pancasila demi kian mengakarnya nilai-nilai Pancasila tak hanya bagi mahasiswa melainkan juga masyarakat. Misalnya, seperti UGM yang memiliki Pusat Studi Pancasila, namun yang khas Unika Soegijapranata.”
Dalam hal ini Hermawan menggarisbawahi aspek kemanusiaan yang menjadi semboyan Unika Soegijapranata, Talenta pro Patria et Humanitate (Talenta untuk Bangsa-Negara dan Kemanusiaan). Tentu acuannya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang diaplikasikan dalam gerak horizontal kamanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat dan keadilan sosial.
Begitulah rapat yang dimulai pukul 13.00 – 15.30 itu menggagas pentingnya pendidikan Pancasila, Religiositas dan Kewarganegaraan di civitas academica Unika Soegijapranata Semarang. Rapat ditutup dengan doa oleh Hermawan dan berkat oleh Romo Budi.