Roos Scheepens, wanita berusia 24 tahun yang kerap dipanggil Roos ini mahasiswa asing asal Belanda yang bergelut di bidang teknologi pangan. Dirinya tertarik dengan dunia pangan karena baginya makanan adalah sesuatu yang dibutuhkan banyak orang, dan dia sendiri selalu tertarik untuk mempelajarinya.
Roos saat ini sudah berada di Indonesia sekitar 2 bulan di asrama Unika Soegijapranata. Semenjak tiba di Indonesia dan belajar di Universitas Katolik Soegijapranata, dia menggunakan waktu untuk uji fermentasi wine-nya di laboratorium fakultas teknologi pangan (FTP). Sejauh ini dia sudah menggunakan buah seperti nanas, belimbing, dan timun sebagai bahan fermentasi-nya.
Roos memilih memfermentasi wine karena pada dasarnya ia menyukai alkohol. Bukan hanya menyukai alkohol untuk diminum, tetapi ia juga menyukai cara membuat-nya. Sehingga ia sangat tertarik untuk mempelajari dan menganalisis proses fermentasi wine.
Tak hanya uji coba fermentasi-nya, Roos juga mengikuti kegiatan yang diberikan oleh International Office bagi para darmasiswa. Ia sangat senang dapat belajar mengenai berbagai hal tentang Indonesia, terutama rempah-rempahnya.
Sebelum berangkat ke Indonesia, Roos memang sudah belajar di sekolah tinggi pertanian di Belanda yang mempelajari teknologi dan perkembangan bahan pangan. Tak hanya kegiatan perkuliahan, Roos mengembangkan minat-nya dengan menjadi bartender paruh waktu disana.
“I think the most beautiful thing happened at night. We can meet different people, have a nice conversation, and as the bartender, we can share our stories to customers,” ujar Roos saat ditanya alasannya menjadi bartender di Belanda saat ditemui di kampus Unika.
Roos mengetahui Unika Soegijapranata melalui teman-nya yang sudah terlebih dulu datang di Unika, yaitu Carlijn. Roos sempat mencari tahu terlebih dahulu mengenai Unika dan semakin tertarik karena adanya uji coba fermentasi tersebut. Dia merasa termudahkan berkat bantuan dari Carlijn.
Roos juga sangat senang dengan orang-orang yang berada di Unika. Ia mengatakan semua orang sangat baik dan sangat membantu, berbeda dengan orang di Belanda yang cenderung individualis.
“People here are never say no and always offering help, they’re really welcome and open” tambah Roos.
Tentu setelah menyelesaikan kegiatan-nya di Indonesia, Roos akan kembali ke Belanda meneruskan studinya. Ia juga sudah merencanakan apa yang akan dilakukannya setelah ia selesai menempuh sarjana-nya disana.
“I think I’m gonna find a real job.” jawab Roos setelah ditanya rencana setelah kelulusan-nya. ‘Real-job’ yang dimaksudnya adalah pekerjaan yang berhubungan dengan industri pangan, seperti menjadi manager perusahaan yang menjaga dan mengkontrol kualitas pangan di industri tersebut.
Roos sendiri sangat menikmati kehidupannya di Indonesia. Dia menikmati berbagai tempat wisata, makanan khas Indonesia, budaya tradisionalnya, dan beberapa aktifitas seperti menaiki Gunung Merapi dan menyelam di Laut karimun Jawa. Ia sering mengeksplor lingkungan Indonesia dengan beberapa teman-nya atau bahkan pergi sendiri menggunakan ojek online. Dia tak bosan untuk menjelajahi lokasi-lokasi wisata yang ada di Semarang dan sekitarnya.
Roos kembali ke Belanda pertengahan Juli 2017 dan bertekad untuk kembali ke Indonesia lagi nantinya. “If I have a chance to come back here, I will definitely say yes,” ucap Roos dan berniat untuk mengeksplor pulau lain di luar Jawa saat ia kembali ke Indonesia nantinya.