Dalam memperingati Dies Natalis XXXV Unika Soegijapranata, belum lama ini diadakan beberapa kegiatan, salah satunya adalah Fantastic 2.0 yang diadakan oleh BEM Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata.
Fantastic 2.0 yang dilaksanakan di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Sabtu (26/08/2017) ini dibagi menjadi beberapa di antaranya food festival, musik, serta berbagai lomba.
Salah satu lomba yang diadakan lomba memasak lumpia dengan bahan dasar ketela. Seperti kita ketahui lumpia adalah salah satu makanan khas Kota Semarang yang kulit pembungkusnya terbuat dari tepung gandum dan diisi dengan bambu muda. Pemilihan ketela sebagai bahan substitusi pembuatan lumpia dengan alasan di Indonesia, ketela merupakan bahan yang melimpah, ada di seluruh penjuru Indonesia namun kurang diperhatikan oleh masyarakat luas dan pengolahannya kurang. Padahal ketela merupakan bahan pangan yang mengandung karbohidrat yang tinggi setelah beras dan jagung. Lomba diikuti oleh tim perwakilan dari seluruh kecamatan di se-Kota Semarang, yang masing-masing tim terdiri dari 3 peserta.
Usai pelaksanaan lomba memasak, dilanjutkan demo memasak oleh mahasiswi FTP Unika Soegijapranata. Adapun yang dipraktikkan dalam demo memasak adalah cara memasak bakso berbahan dasar ketela, baik yang diberi kuah ataupun yang digoreng, juga ada nugget berbahan dasar ketela. Setelah demo memasak, berikutnya digelar seminar gizi oleh Meiliana, S.Gz., M.Sc yang berbicara mengenai pentingnya hidup sehat dan bagaimana cara menjalani hidup yang sehat.
“Tahun ini merupakan tahun yang sangat baik dan penuh berkat untuk Unika Soegijapranata dan kami mengadakan rangkaian acara dalam perayaan Dies Natalis XXXV Unika Soegijapranata ini, salah satunya dengan menyelenggarakan acara yang terkait dengan makanan yang inovatif namun sehat dan terjaga gizinya,” ujar Dr. Kristiana Haryanti, M.Si, selaku Ketua Panitia acara “Lomba Memasak, Demo Memasak, dan Seminar Gizi”.
Menurut Dr Kristina, kreativitas dan inovasi adalah kunci keberhasilan dalam kemajuan suatu bangsa. Dan harapannya dengan adanya lomba ini inovasi akan pengolahan ketela sebagai bahan pangan substitusi dapat lebih maju dan dapat mengurangi dogma masyarakat Indonesia yang mengalami ketergantungan terhadap beras sebagai makanan pokok.\