Universitas Katolik Soegijapranata merayakan Dies Natalis ke-35 sekaligus melantik Ridwan Sanjaya sebagai Rektor Unika Soegijapranata yang baru.
Ridwan menggantikan Rektor Budi Widianarko, Kamis (31/08/2017)
Sebelumnya, Ridwan Sanjaya menjabat sebagai Wakil Rektor Empat Bidang Kerjasama dan Pengembangan Unika Soegijapranata.
Ridwan akan menjabat sebagai Rektor Unika Soegijapranata masa bakti 2017 – 2021.
Rektor Unika Soegijapranata masa bakti 2009-2017, Budi Widianarko mengatakan Unika harus siap menghadapi dinamika teknologi yang terus berkembang.
“Kapal Unika Soegijapranata ini harus bisa terus maju dan harus dipimpin orang yang pandai berselancar di dunia teknologi. Ridwan Sanjaya merupakan orang yang cocok untuk menggantikan saya untuk memimpin Unika menerobos gelombang teknologi yang sangat cepat,” ujar Budi saat diwawancara.
Ia menuturkan semakin berkembangnya jaman universitas jangan punah karena teknologi.
” Universitas di era modern harus mengikuti teknologi jika salah langkah maka universitas akan menjadi dinosaurus yang punah karena teknologi. Namun jika mengikuti perubahan jaman maka akan seperti manusia yang terus bertahan hidup walaupun banyak rintangan yang dihadapi,” tuturnya.
Rektor Unika Soegijapranata masa bakti 2017-2021, Ridwan Sanjaya mengungkapkan, berkembangnya teknologi mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dan perguruan tinggi harus bisa menyikapi perubahan akibat disruptive innovation.
“Perguruan tinggi harus bisa menyikapi perubahan dengan membuat platfrom yang terintegrasi langsung dengan dunia kerja. Hal tersebut bisa membantu para mahasiswa dalam mencari kerja nantinya,” ungkap Ridwan.
Dalam acara Dies Natalis ke-35 sekaligus serah terima jabatan Rektor Unika Soegijapranata dihadiri oleh seluruh civitas akademika Unika, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Ignasius Jonan dan Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Robwrtus Rubiatmoko.
Dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ke-35 Unika Soegijapranata, Uskup Agung Semarang, Robertus Rubiatmoko menyampaikan pemimpin memiliki tanggungjawab besar untuk menjadi teladan bagi anggotanya.
” Berbicara kepemimpinan tidak pernah lepas dari pemahaman otoritas. Siapapun dia yang menjadi seorang pemimpin harus menguatkan dan menyemangati bawahan yang dipimpinnya.
Pemimpin dipilih untuk melayani bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi,” tegas Rubiatmoko.
Setelah masa bakti selama delapan tahun Budi Widianarko akan menjadi menjalani rutinitas sebagai dosen dan guru besar Unika Soegijapranata.
(►http://jateng.tribunnews.com)