Unika Soegijapranata mengirimkan 3 orang perwakilannya dalam kegiatan Summer Camp 2017 at Formosa, Taiwan yang berlangsung di Chang Jung Christian University, Tainan, Taiwan. Acara berlangsung sejak hari Senin (21/8) hingga Sabtu (26/8) dan khusus bagi mahasiswa internasional disediakan 1 hari acara bebas setelah acara selesai. Adapun ketiga perwakilan dari Unika Soegijapranata adalah Laurensius Aldiron (mahasiswa progdi Arsitektur Unika Soegijapranata); Dejan Thalia Vianne Winarto (mahasiswa progdi Manajemen Unika Soegijapranata); dan Bastian Roman (mahasiswa progdi Teknik Sipil Unika Soegijapranata).
“Awal mula saya mengetahui acara tersebut berdasarkan pengalaman kakak kelas yang sebelumnya telah mengikuti acara tersebut. Setelah saya meminta pendapat dari kakak kelas tersebut, saya disarankan untuk menjadi bagian dari Global Friends (mahasiswa yang membantu tamu asing selama berada di lingkungan Unika Soegijapranata) yang diasuh oleh unit International Office Unika Soegijapranata untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Formosa Camp itu. Oleh karena bergabung menjadi bagian Global Friends, saat penyeleksian dan wawancara, saya mendapatkan nilai tambah dibandingkan pelamar lain yang mendaftar untuk ikut camp ini. Disini berasa banget perbedaan antara yang sudah menjadi anggota Global Friends atau tidak, dalam penentuan keikutsertaan student exchange atau camp“ujar Bastian.
Acara Summer Camp 2017 at Formosa, Taiwan bertujuan untuk kegiatan pertukaran budaya dimana acara ini dihadiri oleh perwakilan negara-negara di Asia lainnya seperti Malaysia, Korea Selatan, India, Thailand, Filipina, Taiwan, dan Jepang. Dalam memperkenalkan budaya masing-masing, setiap negara memberikan pertunjukan yang berisikan pengetahuan tentang negara masing-masing. Tidak hanya itu, acara juga banyak diisi oleh Focus Group Discussion dimana tiap kelompok terdiri dari perwakilan masing-masing negara melakukan diskusi tentang topik yang disediakan oleh panitia, seperti: Business Based on the Selflessness That Is In All of Us. I’m Calling The Social Business, Fun English Challenge, Brainstorming World Cafe, Language and Culture Bootcamp, dan Final Presentation.
“Di Business Based on the Selflessness That Is In All of Us. I’m Calling The Social Business, banyak membahas mengenai perancangan bisnis modern yang berhubungan dengan social life. Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini kami yang bekerja dalam tim beranggotakan berbagai perwakilan negara didasarkan pada kekurangan negara yang dipilih dalam satu tim. Selain melatih mengenai cara merancang bisnis modern, kami juga dilatih penggunaan grammar yang benar dalam kalimat pada kegiatan Fun English Challenge” jelas Dejan.
Mendapat Pengalaman Internasional
“Kegiatan ini bagiku merupakan pengalaman internasional yang pertama yang sangat bermanfaat bagiku. Pamanku yang berada di Auckland, Selandia Baru pernah berkata betapa pentingnya mendapatkan pengalaman internasional. Dia berkata benar, karena dari pengalaman inilah, aku bisa melatih kemampuan berbahasa Inggris sekaligus bertemu dengan banyak orang dengan sifat masing-masing yang berbeda dengan budaya yang berbeda pula Budaya yang menarik itu misalnya saja mayoritas orang Taiwan ternyata hanya mandi 1 kali dalam sehari dan mereka sangat memperhatikan kebersihan lingkungan dari sampah. Di Taiwan, sampah dibagi menjadi 3 yaitu sampah makanan, sampah piring, dan sampah plastik. Dari pemisahan tersebut, aku menyimpulkan bahwa penduduk Taiwan sangat menekankan kebersihan lingkungan dengan metode daur ulang pada sampah” jelas Bastian
“Bagiku, Taiwan merupakan salah satu negara yang memiliki kecocokan denganku karena aku merasa bukan orang asing di Taiwan. Secara tampilan fisik maupun budaya, saya tidak banyak berbeda dengan orang Taiwan pada umumnya. Daya tarik Taiwan menurutku adalah pada biaya hidup yang tidak berbeda jauh dengan di Jakarta. Ini sudah pengalaman ke luar negeriku yang kedua karena sebelum menjalani Summer Camp di Taiwan, aku pernah mengikuti acara Fakultas Arsitektur Unika Soegijapranata yang berkunjung ke De La Salle University, Filipina. Selain berkunjung, saat itu kami juga diberikan tantangan membenahi Monumen General Topacio di Imus Plaza dengan mengombinasikan Budaya Indonesia dan Filipina dalam landscape arsitektur. Pengalaman inilah yang aku share dalam FGD Summer Camp di Taiwan ” tutur Aldiron.
“Selain penanganan sampah yang baik, saya juga kagum dengan fasilitas Chang Jung Christian University, Tainan, Taiwan yang sangat menunjang kaum berkebutuhan khusus misalnya tersedianya lift khusus dan toilet khusus bagi para penyandang disabilitas. Tidak sampai disitu, di setiap pintu masuk gedung kuliah dan tangga juga dilengkapi rem khusus bagi kursi roda para peyandang berkebutuhan khusus” tutup Aldiron. (Cal)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi