Memperingati Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh pada Bulan Oktober serta hari Asuransi Nasional yang diperingati pada tanggal 18 Oktober, maka Axa Insurance bekerjasama dengan Unika Soegijapranata mengadakan “Smart Traveler Talkshow” yang menghadirkan 2 orang sebagai narasumber yaitu Darius Alexander sebagaiĀ Traveler and Blogger Dailyvoyager.com dan Wieke Yunita sebagaiĀ Head of Bancassurance & Partnership AXA GI Indonesia.
Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung Mikael Lantai 4 ini, turut hadir Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unika Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., M.Sc, serta Rudy Franto Manik selaku Direktur AXA Indonesia.
Dalam sambutannya Rudy menyinggung tentang tema acara talkshow yang akan diikuti, “Bulan Inklusi Keuangan merupakan sebuah program yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dimana semua individu atau organisasi bisnis maupun nirlaba memperoleh kesempatan dalam mengakses produk jasa keuangan. Jasa keuangan dapat berupa kegiatan menabung, bertransaksi, investasi, dan asuransi. Mengapa kita mengangkat tema mengenai Smart Traveler karena pada sebuah penelitian menunjukkan orang yang menggunakan uangnya untuk berlibur memberikan efek positif pada psikologis dibanding menggunakan uang untuk membeli barang” tutur Rudy.
Smart Traveler
Sementara itu Darius Alexander yang diundang untuk menularkan pengalaman travelling dalam acara talkshow pada hari Rabu (18/10) ini juga mengungkapkan tentang keindahan wisata Indonesia serta persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan travelling. Ā “Hingga saat ini, hampir seluruh daerah di Indonesia telah saya kunjungi dan saya masih belum berencana untuk mengadakan travelling ke luar negeri karena menurut saya Indonesia sangat keren untuk diexplore, jadi sangat disayangkan menghabiskan waktu untuk ke luar negeri. Impian saya hingga saat ini adalah dapat mengunjungi dan mengexplore seluruh provinsi di Indonesia. Saya bisa tahu keunggulan yang dimiliki tiap daerah dan dapat saya kabarkan ke luar Indonesia,ā ujar Darius mengungkapkan pengalamannya.
āTerkait tema Smart Traveler, bagi saya, Smart Traveler adalah seseorang yang mampu menyusun rencana perjalanan dengan baik dan membuat perjalanan yang dilakukannya berguna bagi orang lain. Untuk memulai rencana suatu perjalanan, biasanya saya akan menentukan destinasi dan tanggal berangkat. Saat ini misalnya, saya sudah merencanakan Ā tahun depan akan kemana destinasi saya selanjutnya karena biasanya saya memang merencanakan sekitar 1 tahun atau 6 bulan sebelum keberangkatan. Setelah itu, saya akan mencari potensi dan wisata apa saja yang bisa diexplore di tempat tujuan saya . Disisi lain, saya juga mempertimbangkan perihal biaya, baik itu transport ke tempat tujuan maupun akomodasi di tempat tujuan. Setelah informasi saya peroleh, saya menyusun seluruhnya dalam rincian perjalanan yang terdiri dari jadwal perjalanan dan biaya yang dikeluarkan. Setelah rincian perjalanan tersusun lengkap, saya mulai menabung. Saat ingin travelling biasanya saya meluangkan waktu bukan menyisakan waktu. Disamping menabung, saya juga akan mencari teman karena teman perjalanan yang semakin banyak akan meringankan biaya yang ditanggung. Selama travelling, saya juga sambil mencatat seluruh pengeluaran dan akan saya bandingkan dengan rencana rincian biaya yang telah saya buat karena kegiatan travelling yang saya lakukan bersifat share cost. Sebagai backpaker yang mengadakan travelling bersifat share cost, saya juga akan membuat laporan rincian perjalanan termasuk biaya pengeluaran setelah kegiatan travelling berakhir. Laporan ini menjadi pertanggungjawaban pada teman partner selama perjalanan dan juga pertanggungjawaban apabila ada sisa dana. Disamping travelling, saya juga ingin kegiatan saya berguna bagi orang lain, untuk itu saya juga menuangkan berbagai kisah perjalanan saya di blog” tutur Darius Alexander.
Target Dana dan Perencanaan Keuangan
Hal senada juga disampaikan pula oleh Wieke Yunita, “Secara prinsip keuangan, kegiatan travelling bukan kebutuhan tapi masuk ke keinginan. Saya juga termasuk orang yang suka travelling tapi untuk menyiasati hobby saya ditengah keterbatasan dana saya berusaha mencari uang lebih. Misalnya saja, untuk setingkat mahasiswa bisa menjadi asisten dosen, guru les anak TK dan SD. Dulu saya hanya berpikir apa yang saya impikan harus dapat diwujudkan, untuk itu saya berusaha dan ternyata usaha yang saya lakukan juga termasuk dalam perencanaan keuangan. Apabila hari ini uang jajan yang dimiliki belum cukup untuk menanggung biaya travelling, mulai hari ini harus mulai terpikir proses yang terintegrasi dan terencana. Apabila ingin memulai travelling, yang perlu diurutkan bukan hanya tentang tempat wisata yang akan dikunjungi. Yang harus diurutkan lebih utama tentang kebutuhan kita sehingga tidak terjadi lebih besar pasak daripada tiang. Pertama-tama kita harus mengurutkan secara rinci semua kebutuhan mulai dari transport ke tempat tujuan hingga hal-hal kecil seperti biaya toilet POM bensin. Setelah itu dibuat perbandingan harga agar diperoleh harga yang termurah dan perlu disesuaikan pilihan perjalanan dengan kemampuan kita apabila ada yang masih bisa dikurangi. Setelah itu, buat target dana dan disesuaikan dengan dana saat ini terkait waktu keberangkatan dan perlu dipertimbangkan kebutuhan apa yang dibeli dulu. Untuk mencegah dana tercampur, saran saya dibuat tempat khusus yang menampung dana tersebut. Yang terpenting adalah mulailah dari sekarang” tutup Wieke Yunita. (Cal)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakanĀ Serah