Pasturan Johannes Maria yang berada di kompleks UnikaSoegijapranata Jalan Pawiyatan Luhur IV Bendan Dhuwur Kecamatan Banyumanik Kota Semarang diresmikan Kamis (30/11/2017) siang.
Secara simbolis, peresmian itu ditandai lewat penandatangan prasasti oleh Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubyatmoko.
Peresmian serta pemberkatan pasturan itu sekaligus bagian dari pengenalan Romo Aloysius Budi Purnomo kepada semua tamu undangan. Romo Budi –sapaan akrab Romo Aloysius Budi Purnomo– diangkat secara definitif menjadi Romo Kepala Reksa Partoral Kampus UnikaSoegijapranata semenjak 22 November 2017 kemudian.
Menjelang pemberkatan itu, Romo Budi juga sudah melaksanakan prosesi Pindahan Pasturan dari Gereja Kristus Raja Paroki Ungaran Kabupaten Semarang ke Pasturan Johannes Maria UnikaSoegijapranata Semarang dalam Selasa (28/11/2017). Dimana prosesinya dilaksanakan dengan solusi berjalan kaki sejauh sekeliling 15 kilometer.
“Kita membaca di sejumlah media massa. Kebiasaan yang dilaksanakan Romo Budi sungguh luar biasa waktu pindahan pasturan itu. Berangkat berjalan kaki dari Ungaran pukul 15.00, tiba di sini sekeliling pukul 19.00,” kata Rektor UnikaSoegijapranata Ridwan Sanjaya.
Kepada Tribunjateng.com, Kamis (30/11/2017), sang Rektor juga tambah tertegun saat tahu Romo Budi tetap melakukan niatannya untuk berjalan kaki walaupun diguyur hujan deras. Luar kebanyakan lagi, puluhan orang dari bermacam kalangan, lintas agama turut serta mendampinginya.
“Berkait Pastoran Johannes Maria, itu ialah semangat serta cita-cita awal mendiang mantan Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta. Dia yang sangat memikirkan tentang rumah pastoran ini. Dia ialah pastur pertama di sini, di Unika dalam 1990 an sampai akhirnya menjadi Uskup Agung Semarang ketika itu,” jelasnya.
Lewat peresmian rumah pastoran itu, dia berharap besar bisa bersama-sama melindungi, merawat, serta meramaikannya. Menurutnya, pendirian rumah itu telah direncanakan semenjak lawas. DiUnika sebenarnya sudah ada campus ministry, akantetapi tak permanen untuk para biarawan dan pastor.
“Tak permanen dikarenakan tak sudah ada yang menetap atau sekadar tempat singgah. Akantetapi di sejumlah tahun paling akhir ini, telah cukup banyak biarawan dan pastor. Karenanya kita lekas realisasikan bangunan ini sebagai tempat permanen. Johannes Maria itu kita ambil dari nama baptis mendiang Mgr Johannes Pujasumarta,” terang Ridwan.
Dia menambahkan, dimilikinya rumah pastoran secara permanen itu, mahasiswa yang akan berkonsultasi kepada Romo Budi juga bisa simple melakukannya setiap waktu. Saat sudah ada aktivitas di kampus, tambah murah dari sisi jarak jikalau Romo Budi sudah menetap tinggal di rumah itu.