Perlu disediakan alternatif moda transportasi lain yang ongkosnya setara dengan jalur jalan raya. Beban jalan raya terutama jalur pantai utara (pantura) Jawa serta kota-kota besar seperti Jakarta, Smarang, Surabaya dan lainnya sudah sangat padat.
“Dengan begitu, beban jalan raya bisa dikurangi dan kemacetan bisa dihindarkan,” kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang, Djoko Setijowarno, ST, MT kepada Beritatrans.com di Jakarta, Kamis (28/12/2017).
Dikatakan, jalan rel ganda (727 km) sudah terbangun dan beroperasi sejak 2014. Pembuatan jalur rel ganda tersebut dalam upaya untuk mengaalihkan angkut barang dari jalan raya ke jalan rel.
“Namun, hingga sekarang belum terwujud. Sayang sekali anggaran sekitar Rp10 triliun bangun rel ganda, manfaatnya belum maksimal. Kapasitas 200 KA, baru sekitar 50% yang terisi,” papar Djoko.
Oleh karena itu, saran Djoko, perlu duduk bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kepolisian, Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN agar dapat menyelesaikan persoalan muatan lebih di jalan raya.
“Anggaran pemeliharaan jalan untuk jalur pantura dalam setahun sudah di atas Rp1,2 triliun,” tukas Djoko.
Dengan memanfaatkan jalan alternatif selain jalan raya, tambah Djoko, jalan tidak mudah rusak.
“Biaya pemeliharaan jalan bisa diturunkan, angka kecelakaan dapat ditekan, hemat APBN,” tandas Djoko.
(►http://beritatrans.com)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi