Konsep akuntansi tidak hanya fokus pada objek dan transaksi keuangan tetapi bagian dari sistem bisnis, ekonomi, pembangunan dan sistem kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara, juga dapat berintegrasi dengan fenomena sosial dan lingkungan sekitar disebut Green Accounting.
Konsep ini menurut Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Unika Soegijapranata Prof Andreas Lako merupakan hal yang baru di dunia, khususnya di Indonesia maupun di Filiphina.
“Green Accounting membahas bagaimana akuntansi dapat lebih ramah terhadap sistem ekonomi dan bisnis, terhadap masyarakat, dan juga pada lingkungan sebagai satu kesatuan sistem. Selama ini akuntansi diidentikkan dengan keuangan dan ekonomi saja,” kata Prof Andreas saat memberikan kuliah umum bagi para mahasiswa program S1 di Universitas San Carlos Filiphina “Toward Green Accounting: Issue, Theory and Application” dan untuk program master dan doktor “Green Business dan Green Leadership,” melalui siaran persnya.
Saat ini banyak sekali kegiatan go green yang diadakan oleh masyarakat global seperti green production, green management, green bussiness. Akuntansi mendukung gerakan go green tersebut.
Dalam upaya mengatasi krisis sosial, perubahan iklim serta pemanasam global seringkali dibutuhkan biaya yang tidak sedikit oleh suatu organisasi atau perusahaan.
“Green Accounting memandang biaya atau pengorbanan tersebut bukan sebagai beban, melainkan sebagai investasi untuk masa depan. Kita juga perlu mempertimbangkan manfaat apa yang akan kita dapatkan di masa depan,” tambah Prof Andreas.
Tujuan akhir dari konsep Green Accounting ini adalah bagaimana akuntansi dapat memberi kontribusi dalam upaya mengatasi krisis sosial, perubahan iklim dan pemanasan global.
Perubahan ini pertama-tama harus dilakukan oleh struktur tertinggi dalam suatu organisasi, yakni pemimpin. Jika pemimpin memiliki wawasan yang luas dan kritis, maka perubahan akan terjadi di seluruh struktur organisasi. Leadership yang berubah seiring waktu akan menyebabkan orientasi perusahaan juga berubah.
Konsep ini berdasarkan kasih kepada sesama, lingkungan, dan bisnis atau organisasi itu sendiri. Ekonomi dan bisnis dapat lestari karena didukung oleh kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang lestari.
“Semakin kita peduli pada lingkungan, maka imbal balik yang didapatkan juga semakin besar, salah satunya adalah dengan meningkatnya laba perusahaan. Banyak contoh perusahaan besar mendapat imbal balik yang luar biasa ketika mereka peduli pada masyarakat dan kondisi lingkungan sekitar,” tuturnya.