Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata Semarang bekerja sama dengan Aptikom Jawa Tengah menggelar worshop penulisan paper publikasi internasional selama dua hari akhir pekan lalu di hotel Noormans Semarang.
Workshop dihadiri peserta dari berbagai perguruan tinggi dan daerah di Indonesia. Hadir sebagai pembicara workshop Dr Suryono Ssi MSi (Ketua Aptikom Jawa Tengah), Prof Ir Teddy Mantoro MSc PhD dan Ir Media Anugerah Ayu MSc PhD.
Dalam sambutan pembukaan workshop Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya untuk mendorong supaya para dosen atau peneliti bisa menghasilkan karya sebanyak-banyaknya. Hasilnya juga terbukti, dalam satu atau dua tahun ini Indonesia berhasil mengejar ketinggalannya dalam soal produksi di publikasi ilmiah, dan sekarang sudah melebihi Thailand yaitu posisinya di tiga besar se-Asia Tenggara.
"Memang menjadi hal yang dilematis antara kuantitas dan kualitas itu sering kali tidak sama, jadi kita yang di bidang ilmu komputer memang harus hati-hati, apakah kita akan mementingkan kuantitasnya ataukah kualitasnya, karena kalau hanya sekedar kuantitasnya saja maka kertasnya hanya dipublikasi saja dan tidak dibaca oleh orang, harapannya justru sebaliknya yaitu bisa menciptakan nilai yang berbeda untuk para dosen atau peneliti, apalagi teknologi menjadi bagian kunci dalam era industri 4.0 dan juga disrupt innovation,” jelas Prof Ridwan.
Prof Teddy mengungkapkan tujuan workshop tercapainya peningkatan jumlah publikasi karena jumlah publikasi saat ini masih sangat minim. Rata-rata dosen di Indonesia untuk bicara publikasi ke jurnal bereputasi indeks scopus atau lainnya masih sangat sedikit. Tujuan lainnya adalah sisi kualitas, dan kualitasnya tentu saja harus diimbangi oleh sebuah penelitian yang baik.
“Disamping menyampaikan materi bagaimana menulis karya ilmiah, kita juga ingin mengarahkan bagaimana sebetulnya membuat atau membangun sebuah penelitian-penelitian yang strong. Sebuah penelitian tentu saja harus konsisten dengan disiplin ilmunya, harus memilih area yang tepat dan sekali ia memilih area yang tepat kira-kira 10 – 15 tahun tidak boleh berubah areanya, harus di tempat yang sama supaya terdalami."
"Dua aspek yang kita lihat adalah bagaimana menemukan problem yang strong dan bagaimana menemukan solusi yang strong. Tentu saja ada aspek-aspek pendukungnya di antaranya bahasa Inggris yang bagus dan kemampuan analis yang bagus dan berbagai hal lainnya" jelasnya.