SEMANGAT menghargai menjadi kata kunci dalam pelaksanaan Pasar Imlek Semawis 2015 yang pada tahun ini telah terselenggara sebanyak 12 kali. ”Akulturasi menjadi kata kunci karena sampai saat ini mampu bertahan dan modal utama agar bisa terus terselenggara,” ujar Rektor Unika Soegijapranata, Prof Dr Ir Yohanes Budi Widianarko MSc, kemarin.
Ia menyatakan konsistensi dan pengembangan Pasar Imlek Semawis merupakan sebuah prestasi tersendiri. Karena, menurut dia, perayaan serupa di kota-kota lain hanya sebatas ”obor-obor blarak” dan gemanya yang kurang. Ia juga mengapresiasi kerja panitia yang selalu memasukkan sub budaya Tionghoa yang tidak berdiri sendiri.
”Misalnya tercermin dari pusat makanan yang disajaikan sebagai multikultural, mulai dari Jawa, makanan barat. Termasuk sajian seni dan budaya yang ditampilkan sangat bervariasi,” ujarnya. menurut Budi, Pasar Imlek Semawis dapat dikatakan telah menjadi sub kebudayaan Nusantara. ”Karena ada semacam ciri khas yang telah melekat,” kata dia.
Terus Diselenggarakan
Ketua Harian Perserikatan Organisasi Tionghoa (Porinti), Setiawan, menyatakan acara tersebut merupakan laboratorium multikultural yang harus terus diselenggarakan. Ia mendorong pemerintah kota untuk semakin gencar mempromosikan hingga skala internasional. ”Hal itu perlu karena Pasar Imlek Semawis maknanya dalam, yang berkunjung ke sana berbagai lapisan,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu telah menyatu dengan budaya Indonesia sehingga tidak dapat dipisahkan lagi. ”Jika mampu terselenggara hingga 12 kali berarti cermin dari interaksi yang terbangun semakin baik. Masyarakat Kota Semarang mampu berdampingan sehingga menciptakan suasana yang harmonis,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Iwan Susanto, Wakil Ketua Porinti. Menurutnya, tak hanya kaum Tionghoa saja yang menikmati acara tersebut, namun semua kalangan dapat dengan bebas untuk datang dan menikmati berbagaisajian. ”kami jugha memberikan perhatian kepada UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) binaan Kadin Jateng untuk tampil dalam acara ini,” kata dia. (Dhoni Zustiyantoro-91)