Baru-baru ini, Dr. Rustina Untari dan Prof. Dr. Ridwan Sanjaya dari Unika Soegijapranata mengunjungi sentra kain tenun Sumba di wilayah Lambanapu dan Prailiu di kota Waingapu, Sumba Timur.
Aktivitas ini merupakan bagian dari penelitian yang didanai oleh hibah Kemenristekdikti melalui skema Penelitian Kerjasama Luar Negeri. Dalam penelitian ini, salah satu tujuannya adalah untuk memperluas akses dan kemungkinan bagi perajin kain tenun Sumba untuk memasarkan karyanya sampai ke tingkat global.
Beberapa perajin kain tenun yang belum memiliki jejaring luas, dikenalkan pada e-marketplace atau pasar digital yang paling mudah untuk digunakan oleh perajin dengan latar belakang teknologi yang minimal.
Dr. Untari menyampaikan bahwa kain tenun Sumba yang sudah terkenal di dunia ini seringkali tidak disadari potensinya oleh masyarakat lokal. Padahal dengan kekuatan warna alami yang turun-temurun di wilayah Lambanapu, Prailiu, dan sekitarnya, dapat menjadi nilai tambah bagi pemasaran di pasar global. Akses terhadap ICT (Information and Communication Technologies) juga perlu dikuasai oleh perajin agar dapat secara mandiri mengenalkan produknya ke masyarakat luas. Apalagi teknologi informasi bukan merupakan hal yang benar-benar asing bagi masyarakat Sumba. Salah satu operator telepon seluler milik pemerintah juga telah menyediakan layanannya di sana. Sedangkan penggunaan telepon cerdas juga sudah mulai meluas.
Pulau Sumba yang juga terkenal dengan keindahan alamnya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi turis domestik maupun internasional untuk datang dan melihat secara langsung proses pembuatan warna alam beserta pembuatan kain tenun Sumba.
Aplikasi E-Marketplace
Di depan perajin kain tenun Sumba, Prof. Ridwan juga menunjukkan kemudahan penggunaan salah satu aplikasi e-marketplace yang banyak digunakan oleh pembeli online. “ Bagi perajin yang sudah biasa menggunakan Facebook atau Instagram, penggunaan aplikasi ini makin memudahkan pengenalan produk mereka ke pasar. Selain teknisnya mudah, jejaring pengunjung yang diciptakan oleh pengelola aplikasi e-marketplace juga menjadi kelebihan dibandingkan jejaring media sosial yang sudah mereka miliki sebelumya,” terangnya.
“Penyediaan lokasi homestay di sentra-sentra pembuatan kain tenun juga dapat mendorong pengenalan karya kain tenun Sumba. Aktivitas pembuatan warna alam setiap harinya dapat menjadi pengalaman dan wawasan bagi mereka yang datang ke Sumba. Aplikasi mobile yang sudah tersedia saat ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong promosi lokasi homestay secara global. Dengan pembangunan infrastruktur yang gencar akhir-akhir ini, tentunya akan mendorong akses ke setiap lokasi lokasi homestay menjadi lebih mudah. Suasana alam yang asri di Sumba akan menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap homestay di sana,” sambungnya.
Dr. Untari menambahkan, penelitian ini akan menjadi bahan diskusi yang intensif dengan peneliti Amerika saat mereka berkunjung ke Bowling Green University, Ohio, pada akhir tahun ini. Prof. Radhika Gajjala yang menjadi mitra penelitian tersebut merupakan Professor dalam bidang komunikasi dan studi budaya di universitas tersebut. Unika Soegijapranata memang sudah menjadi mitra Bowling Green University sejak sepuluh tahun yang lalu dengan fokus utama dalam penelitian dan publikasi ilmiah.
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi