Oleh: MG Westri Kekalih Susilowati
TATA Kehidupan telah banyak bergeser menuju era baru yang disebut dengan era digital, yaitu suatu era yang pada dasarnya merupakan manivestasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perbedaan yang paling mendasar antara era lama dengan era baru (digital era) terletak pada teknologi yang digunakan. Sebagai contoh komputer yang semula hanya berfungsi sebagai alat hitung, alat tulis dan alat untuk mengelola informasi telah berkembang menjadi alat komunikasi, menjadi multimedia yang interaktif yang memunculkan information highway seperti internet. Telah terjadi revolusi informasi dimana tiga kegiatan pokok yaitu computing, communication dan content disatukan dalam satu sistem yaitu multimedia. Revolusi informasi mengarahkan tata kehidupan pada suatu era jaringan intelegensi, mendorong lahirnya perekonomian baru., polotik baru, dan masyarakat baru. Tulisan berikut ini pada dasarnya merupakan sinopsi dari buku The Digital Economy: Promise and Peril in The Age of Networked Intelligence, Don Tapscott, 1997.
Dalam bukunya tersebut, Tapscott (1997) memaparkan 12 ciri pokok dalam era baru yaitu, perkonomian baru adalah knowlegde economy, “digital economy” , informasi bergeser dari analog menjadi digital, moleculear economy (didasarkan pada individu), perekonomian baru adalah suatu jaringan untuk meningkatkan kemakmuran, antara produsen dan konsumen tidak memerlukan perantara (semua dapat dilakukan melaui jaringan digital), sektor yang dominan adalah sektor media baru (industri yang mempertemukan komputasi, komunikasi dan content)., perekonomian didasarkan pada inovasi, tidak ada gab antara konsumen dengan produsen, kesiapan merupakan kunci keberhasilan dalam bisnis, perekonomian global,serta adanya potensi timbulnya trauma dan konflik.
Era jaringan intelegensi sangat mengandalkan penggunaan teknologi informasi. Namun, apakah teknologi informasi benar-benar menjanjikan hal tersebut? Masih mengacu pada buku yang sama (Tapscott, 1997), dikemukakan bahwa terbentuknya jaringan internet dalam bisnis dikenal adanya suatu hirarki transformasi, dimana dalam setiap lapisan digunakan teknologi yang berbeda. Lapisan yang paling bawah adalah the effective individual. Dalam lapisan ini teknologi yang digunakan adalah personal multimedia dan perubahan terjadi adalah masalah gugus tugas dan learning efficiency. Kumpulan dari individu-individu yang efektif membentuk the high performance team, ini adalah lapisan kedua. Pada jenjang ini digunakan teknologi workgroup computing dan perubahan terjadi pada proses bisinis dan merancang kembali pekerjaan. Lapisan ketiga adalah the integrated enterprise dengan teknologi enterprise infostructure dan terjadi transformasi dalam organisasi. Selanjutnya adalah the extended enterprise dengan interenterprise computing dan mengatur kembali hubungan dengan dunia luar dan terakhir the internetworked business dengan teknologi the Net. Urutan jenjang tersebut berlaku untuk semua bidang dengan penyesuaian pada teknologi yang digunakan.
Pemerintah adalah pemain utama dalam tata kehidupan sebagai pengambil kebijakan. Pemerintah mengemban amanat menciptakan iklim yang kondusif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam hal pemerintahan, jaringan integensi tidak hanya dapat menurunkan biaya pemerintahan, akan tetapi secara radikal mengubah cara program-program pemerintah dilaksanakan. Jaringan kerja pemerintah tersebut dapat mengatasi masalah kendala dan jarak untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan serta meberikan informasi dan pelayanan kepada masyarakat dimanapun dan kapanpun.
Dalam hal pendidikan, bekerjanya ilmu pengetahuan dan inovasi mempertemukan kegiatan bekerja dan belajar. Ketika anda bekerja anda belajar. Dalam sebeleumnya, antara bekerja dan belajar adalah sesuatu yang terpisah. Saat ini, belajar merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, dimana baik perusahaan maupun individu merasa harus ikut ambil bagian dalam proses ini agar menjadi lebih efektif. Karena itu, proses belajar bergeser menjauhi pendidikan formal dan universitas. Banyak institusi pedidikan bekerja keras untuk menemukan kembali dirinya agar sesuai dengan jaman, tetapi kemajuannya pelan. Untuk itu maka intitusi pendidikan formalpun harus aktif dalam perubahan dan masuk dalam jaringan. Kesadaran organisasional diperlukan untuk menciptakan learning organization.
Berkaitan dengan industri penerbitan, pembelian terhadap buku, surat kabar serta media informasi lain yang bersifat fisik akan semakin berkurang. Hal tersebut disebabkan karena melalui multimedia akan diperoleh apa yang inginkannya. Dalam dunia yang sungguh-sungguh digital, pembaca dapat meciptakan publikasi sendiri atau paling tidak meminta informasi tertentu. Demikian halnya dengan dunia penyiaran. Dalam hal teknologi penyiaran terjadi pergeseran-pergeseran antara lain signal (dari analog ke digital), waktu (dari synchronous menjadi asynchronous), Pembawaan/carriage (dari udara menjadi bermacam macam), peralatan ( dari bodoh menjadi peralatan yang cerdas), kualitas (dari yang rendah menjadi tinggi) dan arah (dari searah menjadi dua arah/interaktif). Hal yang sama juga terjadi pada masalah periklanan. Hampir semua agen periklanan sekarang membentuk devisi yang berusaha menjadi suplier dari paradigma baru bagi klien.
Perkembangan di dalam era informasi membawa beberapa konsekkwensi baik positif maupun negatif. Sebagai contoh adalah adanya peningkatan konsentrasi kemakmuran dan pendapatan. Mereka yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Era jaringan intelegensi membuat dunia menjadi tanpa batas dimana negara semakin tidak penting. Uang, komunikasi, transaksi binis dan informasi begitu mudah melintas keluar dari asalnya. Masyarakat cendrung menjadi sangat sosial dan hemat. Terjadi polarisasi yang merupakan produk dari perpecahan.
Berkaitan dengan masalah kesempatan kerja dan pekerjaan, terdapat hubungan yang kompleks antara kemajuan teknologi dan kesempatan kerja. Informasi yang canggih akan seiring dengan pekerjaan. Perdagangan akan tumbuh lebih cepat untuk barang dan jasa yang berhubungan dengan pengetahuan daripada sumberdayanya. Teknologi informasi tidak hanya merupakan sektor tetapi basis dari semua sektor dalam perekonom,ian yang didasarkan pada jaringan komputer. Lebih jauh lagi, ada bukti yang kuat yang menunjukkan adanya gab dalam upah dan produktifitas manufaktur dan jasa semakin kecil. Teknologi menjadi semakin penting dalam menentukan kesuksesan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
Dalam era tersebut banyak kegiatan yang terpisah baik oleh jarak dan waktu dapat dikendalikan dalam dengan satu tekonogi yaitu jaringan internet (Internetworked). Namun demikian dibalik semua fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan tersebut tetap harus diperhatikan adanya tanggung jawab baru dengan tuntutan baru yang mungkin lebih berat dari sebelumnya. Hanya mereka yang mampu beradaptasi akan mampu bertahan di dalam era tersebut. (*)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang