Unika Soegijapranata sedang mengembangkan Fakultas Kedokteran. Bukan hanya sumber daya manusia (SDM) seperti 34 dosen tetap dari latar belakang medik, klinik, dan pendidikan obat-obatan, namun juga menyiapkan lahan seluas tujuh hektare di debit BSB City, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Rencana pembuatan fakultas kedokteran itu juga mendapatkan respons dan dukungan dari kepala daerah dari sejumlah daerah di Indonesia, tepatnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti Kabupaten Malaka, Ngada, dan Mangarai Barat Kemudian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) NIT dan Papua Barat
“Pengembangan Fakultas Kedokteran di Unika ini mendapatkan dukungan dari kepala daerah di Indonesia Timur. Mereka bahkan siap mengirimkan mahasiswanya supaya dididik, kemudian lulusannya bisa berkarya didaerahnya,"kata pemimpin proyek pengembangan Fakultas Kedokteran di Unika Dr dr FX Awal Prasetyo Sp THT-KL, di sela-sela seminar "Interprofessional Education dan Antisipasi Disruption Era" di Hotel MG Setos Semarang, Minggu (19/8). Unika dan Yayasan Sandjojo berharap Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bisa segera memberi izin operasional fakultas kedokteran.
Dengan demikian, Unika bisa segera turut memberikan kontribusi terhadap kurangnya tenaga dokter, khususnya dan Indonesia bagian timur.
"Haraparnya, cita-cita mewujudkan dokter merata di sejumlah daerah sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo bisa terealisasikan. Kami juga menyiapkan infrastruktur berupa lahan dan gambar,beberikut detail engineering desain (DED) gedung fakultas kedokteran yang rencananya akan dilakukan peletakan batu pertama pada 2 November mendatang," tandasnya.
Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti halnya Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya SE SKom MS IEC, Guru Besar Fakultas Kedokteran Udayana Bali, Prof Dr dr. Wimpie Pangkahila Sp And FA ACS, dan Guru Besar Anak Fakultas Kedokteran Undip Semarang Prof dr Magdalena Sidhartani Zain MSc SpAK.
Rektor Unika yang mengisi materi era disrupsi menegaskan, para pelaku didunia medis harus terus memperbarui diri, menyongsong perubahan demi perubahan yang akan terjadi saat anak didiknya lulus nanti.
Memahami masa depan sebagai normalitas baru, bisa sama sekali berbeda dari yang dipelajari sebelumnya saat kuliah.
►Suara Merdeka 20 Agustus 2018, hal. 24, https://www.suaramerdeka.com