Bagi mahasiswa tingkat akhir, skripsi seringkali dijadikan momok karena menjadi persyaratan untuk lulus. Selain persepsi yang sulit, menulis skripsi juga harus memerlukan pemikiran yang luas. Namun kesulitan tersebut berhasil dipatahkan oleh Andreas Sugiarto yang merupakan Wisudawan Terbaik dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang. Melalui Skripsi yang berjudul ‘Identifikasi Konflik Tugas, Konflik Proses, dan Konflik Relasi Pada Percetakan Terang Jaya’ ini menuturkan bahwa menulis skripsi adalah hal yang mudah dan tidak seseram akan apa yang difikirkan oleh kebanyakan mahasiswa lain.
“Menulis skripsi sebenarnya bukan hal yang sulit, dalam kehidupan ini masih banyak hal yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan menulis sebuah skripsi. Hal yang dibutuhkan dalam menulis skripsi adalah Niat, karena niat merupakan awal dari sebuah proses. Jika kita tidak menikmati proses yang ada, maka persepsi yang ditimbulkan ketika menulis skripsi adalah hal yang sulit dan tidak menyenangkan,” ungkap Alumnus SMA Kristen YSKI Semarang ini.
Topik Permasalahan yang diangkat olehnya mengenai bisnis keluarga. Dalam proses pengelolaan bisnis keluarga ini, tak lepas dari konflik. Konflik dalam bisnis keluarga sangat jarang diteliti oleh banyak orang, selain itu konflik dalam bisnis keluarga juga belum banyak dilakukan identifikasi serta pendeskripsian masalah dalam bisnis keluarga.
“Sebenarnya topik ini sangat menarik untuk diteliti, namun kesulitan yang dihadapi adalah ketika literatur sangat terbatas karena topik ini juga jarang untuk diteliti serta belum banyak identifikasi mengenai konflik dalam bisnis keluarga. Selain itu dalam proses mengerjakan skripsi ini, Andreas mengaku bahwa kesulitan dalam mencari data kepada responden karena keterbatasan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari konflik yang terjadi serta subjek penelitian juga kesulitan untuk mengingat konflik yang sudah terjadi.”
Aktif dalam berbagai kegiatan
Andreas Menuturkan bahwa kuliah tidak selalu berfokus pada kegiatan akademik saja, namun ia mau berproses dalam kegiatan organisasi yang ada di kampus. Hal ini dibuktikan dengan kepengurusannya dalam Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen serta berbagai kegiatan kepanitiaan yang ada di Fakultas Maupun Universitas. Bahkan tidak cukup berorganisasi, Andreas juga menyibukkan diri dengan bekerja.
“Saya sadar bahwa kehidupan sebagai seorang mahasiswa tak hanya cukup dihabiskan untuk menuntut ilmu dalam kegiatan akademik saja. Namun mengembangkan softskill juga diperlukan sebagai bekal untuk menjajaki dunia kerja. Saya pernah aktif terlibat dalam kepengurusan Senat Mahasiswa FEB, Himpunan Mahasiswa Manajemen Unika serta berbagai kegiatan kepanitiaan. Saya juga mengisi waktu dengan bekerja sebagai barista di salah satu cafe dan sudah resign beberapa waktu lalu dan sekarang bergabung dalam perusahaan enterprise resource planning,” ungkap Pemilik Motto ‘Yang lalu biarkan berlalu, yang baru sudah datang’. (Ign)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi