Setiap perpustakaan menerapkan denda jika seorang peminjam terlambat mengembalikan buku yang dipinjam, besaran denda tergantung dari lama attau tidaknya keterlambatan pengembalian buku.
Terkadang peminjam kesulitan jika uang yang dipegang terlalu besar, sedangkan dendanya tidak seberapa atau tidak membawa sejumlah uang yang harus dibayarkan. Petugas terkadang juga tidak mempersiapkan uang kembalian dan terpaksa harus menukarkan lebih dahulu. Sehingga membuang-buang waktu dan peminjam merasa dirugikan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Perpustakaan Unika Soegijapranata menerapkan pembayaran cashless dengan menggunakan aplikasi OVO yang dapat diinstal pada setiap smartphone dan telah terintegrasi dengan aplikasi perpustakaan. Rektor Unika Soegijapranata, Prof Ridwan Sanjaya menyatakan, rencana penerapan sistem ini sudah semenjak dia dilantik menjadi rektor.
“Kami ingin mempermudah civitas akademika Unika Soegijapranata yang membutuhkan layanan disediakan oleh perpustakaan, dengan layanan ini pelayanan di kampus akan semakin mudah, ramah, cepat dan sesuai jamannya. Kami bekerja sama dengan Visionet dalam pengembangan cashless society,” kata Ridwan, kepada suaramerdeka.com di Semarang, Kamis (4/10).
Perpustakaan Unika Soegijapranata awal bulan Oktober 2018 memiliki fasilitas baru. Yaitu menerapkan pembayaran cashless dengan menggunakan aplikasi OVO. Pembayaran cashless ini bisa digunakan untuk membayar denda keterlambatan pengembalian buku, digital printing meliputi print out, fotokopi dan scan secara mandiri.
Kepala Perpustakaan Unika Soegijapranata, Rikarda Ratih Saptaastuti Ssos menyatakan, layanan ini diberlakukan mulai 1 Oktober 2018. Untuk layanan digital printing lanjutnya, mahasiswa bisa mengirim file yang ingin digandakan atau dibutuhkan print outnya ke cloud Vidiaprint yang bisa diakses melalui PC, laptop atau pun Smartphone.
“Proses penggandaan atau print out bisa dilakukan setelah mahasiswa melakukan pembayaran melalui aplikasi OVO yang bisa didownload pada android masing-masing. Fasilitas ini disambut antusias mahasiswa, mereka bisa membaca buku, belajar dan menggunakan fasilitas yang ada tanpa harus keluar kampus,” tutur Ratih.