Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata Semarang telah merampungkan kajian dan dokumentasi untuk program studi kasus penanganan dan pengelolaan sampah plastik dalam bentuk film dokumenter.
Anggota program yang juga pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Unika Inneke Hantoro STP MSc mengatakan proyek tersebut berafiliasi dengan United Nations Environment Programme (UNEP) dengan Open University Belanda sebagai perancang program MOOC on Marine Litter.
“Kami dikenal sebagai salah satu universitas yang punya perhatian serius pada permasalahan sampah plastik, sehingga proyek ini dipercayakan ke Unika Soegijapranata,” ujarnya, Sabtu (4/5).
Menurutnya, pihaknya baru saja menerjemahkan program MOOC tersebut ke bahasa Indonesia dan menyiapkan berbagai studi kasus yang ada di Indonesia dan untuk pendokumentasian melibatkan Dreamlight Studio.
“Tim Unika dan Dreamlight telah turun di beberapa kota besar di Indonesia. Selain Semarang, kota-kota sasaran liputan adalah Jakarta, Bandung, Denpasar (Bali), dan Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu),” tuturnya.
Salah satu temuannya, lanjutnya, Pemkot Semarang terus berupaya untuk mengendalikan tumpukan sampah melalui berbagai program, di antaranya pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan gas metana yang dihasilkan.
Saat ini, dia menambahkan hasilnya telah dimanfaatkan untuk energi pembakaran oleh sedikitnya 200 kepala keluarga di sekitar TPA Jatibarang, Gunungpati, Semarang.
Semarang dengan luas wilayah mencapai 373.70 km2 tercatat setiap harinya memproduksi hampir 1.000 ton sampah.
“’Ini sebuah angka yang cukup fantastis, dan membutuhkan penanganan serta pengelolaan yang juga ekstra. Dan yang menjadi perhatian utama salah satunya adalah sampah plastik,” ujarnya.’
Menurut data, pada 2016 tercatat 82% sampah dibuang ke TPA Jatibarang dan menutrun pada 2017 mencapai 78%. National Policy atau goal pemerintah Indonesia mengurangi hingga 70%.