Memperingati hari Pohon atau hari Kayu sedunia 2019, negara Austria terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara acara yang diselenggarakan bersama World Wood Day Foundation (WWDF) dan International Wood Culture Society (IWCS) untuk mengeksplorasi tentang tema perubahan.
Hari Kayu Sedunia (21 Maret) dirayakan selama satu pekan dengan jumlah sekitar 550 peserta dari lebih dari 90 negara dan wilayah dari seluruh dunia mulai tanggal 18 hingga 24 Maret 2019 di Stubing, Kota Graz, Austria.
Change yang menjadi tema untuk tahun 2019 bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan, kesadaran dan untuk membuat perubahan untuk masa depan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ini menjadi modal utama, disamping tradisi dan inovasi merintis masa depan untuk mengambil tindakan dan menghadapi tantangan di dunia yang terus berubah ini.
Martinus Dedi Wicaksono, salah satu peserta dari ratusan undangan yang terpilih dalam kegiatan tersebut, mengenal lebih dalam tentang kayu sejak menempuh pendidikan di SMK PIKA (Pendidikan Industri Kayu) Semarang. Mengolah kemampuan dengan mengikuti perlombaan LKS/o2sn sesuai kejuruan hingga tingkat nasional dan meraih juara ke dua pun sudah ia gapai. Enam bulan setelah selesai dari SMK dan sambil menunggu waktu perkuliahan di mulai, mahasiswa Tehnik Sipil semester empat Unika Soegiapranata Semarang ini, telah mengikuti seleksi dan lulus dalam perlombaan Wood Skill Competition tingkat ASEAN di Malaysia dan mendapat juara satu.
Mendapat undangan yang disampaikan langsung melalui e-mail oleh Penyelenggara Wood Day Fondation (WWDF), mahasiswa yang akrab dipanggil Martin ini mengaku bangga sekaligus bingung, karena tidak tahu apa yang akan dilakukan dan bagaimana budaya disana. Sempat ditolak oleh panitia penyelenggara karena pembuatan desain yang tidak sesuai dengan tema acara tersebut, tidak menyulutkan semangat Martin untuk menekuninya lagi hingga ia pun berhasil menyuguhkan karya terbaiknya.
“Disana ada pos atau stan tentang kayu dan setiap stan itu membuat ukiran atau pahatan yang berbeda-beda, namun semua produk olahan terbuat dari kayu. Kita tim dari Indonesia ada empat orang yang terdiri dari dua tim, individu dan group. Untuk tim group membuat wayang golek dari kayu. Dan yang individu atau saya sendiri mengolah kayu yang disediakan menjadi bentuk kursi santai yang multifungsi. Saya pun bertemu dengan tim Indonesia setelah sampai di acara tersebut. Jadi saya pergi kesana sendiri, dengan seluruh pembiayaan akomodasi dibiayai oleh penyelenggara,” jelasnya panjang.
“Seluruh peserta sangat antusias, itu bisa saya lihat dari banyaknya olahan berbahan kayu yang terbentuk dengan ukiran dan pahatan yang dibentuk sangat epik dan baik. Selain mengolah kayu, kita juga berkeliling, jalan-jalan ke museum setempat untuk melihat karya yang telah dipublikasi, melihat ornamen dan pahat-pahatan dari pekarya, melihat tempat produksi olahan kayu dan juga disana kami peserta lebih ke “bekerja”, mengingat tujuan dari acara ini ialah demonstrasi tentang kayu”tambahnya lagi.
Hari Kayu Sedunia adalah perayaan tahunan pada tanggal 21 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kayu dan bagaimana kayu menjadi peran kunci di masa depan. Adapun pertunjukan-pertunjukan Woodturning ialah, Lokakarya Seni dan Keahlian Rakyat, Pertunjukan Musik, Acara Anak-Anak, Penanaman Pohon, Tur Museum (pada 19 Maret di Open-Air Museum Stübing), Pameran, Desain Kayu, dan Rekonstruksi Stockmuehle.
“Untuk tahun depan (2020) saya mewakili Indonesia menghadiri undangan acara Kayu sedunia (wwdf) seperti ini juga di Jepang, bersama dengan peserta terpilih dari berbagai negara di seluruh dunia juga tentunya. Diakhir acara, setelah membuat olahan kayu, kita pun menanam pohon bersama, dan tentunya ini pengalaman yang luar biasa yang saya rasakan. Tim Austria juga, sebagai perwakilan negara tuan rumah, menunjukkan inti bagaimana pengerjaan di Austria dan memperkenalkan berbagai spesies kayu lokal dari proyek mereka kepada publik dan itu menambah pengetahuan saya lagi” ujarnya lagi. (celiz)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah