"Mengaktifkan konsep bergerak bersama, seluruh stakeholder didorong untuk berkontribusi dengan sistem bottom up,"
Perencanaan kawasan dan lingkungan dalam konsep membangun sebuah kota, menjadi perhatian serius Wali kota Semarang Hendrar Prihadi. Saat mengikuti acara peresmian Program Studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan pada Fakultas Teknik, Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata belum lama ini, Hendi menitik beratkan pada persoalan itu.
Perkembangan penduduk yang tak terkendali, akan berdampak pada tatanan kehidupan masyarakat yang kurang nyaman. Karenanya, ke depan program studi baru ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap tata kelola baik skala lokal Kota Semarang, nasional hingga internasional.
Perkembangan ekonomi dan kawasan Kota Semarang, menurut Hendi telah mengalami berbagai reformasi mulai dari pra hingga pasca kemerdekaan. Dimulai dari sektor agrikultur, manufaktur hingga saat ini bertransformasi pada sektor pariwisata.
“Alasannya sederhana, melalui sektor pariwisata, kue ekonomi akan terbagi secara lebih merata. Semua bisa merasakan. Tidak hanya didominasi kaum bermodal besar saja tetapi akan terbagi sesuai dengan kemampuan masing-masing,” ujar Hendi.
Dicontohkannya, pada kawasan Kampung Pelangi, seluruh warga bisa berperan serta menggerakkan ekonomi. Mulai hal sederhana seperti parkir, jualan bunga, jualan kuliner, handycraft dan lainnya sesuai dengan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki, mereka dapat ikut bergerak.
"Mengaktifkan konsep bergerak bersama, seluruh stakeholder didorong untuk berkontribusi dengan sistem bottom up, sesuai aspirasi dan ide masyarakat," terangnya.
Hasilnya, sejumlah perkembangan pembangunan berhasil diraih mulai dari Indeks Prestasi Manusia (IPM) yang meningkat. Selain itu, secara bertahap, berbagai permasalahan fisik dan sosial seperti rob dan banjir, kawasan kumuh, kemiskinan dan infrastruktur mulai terpecahkan.
Ke depan, Hendi juga terus menggagas berbagai program inovasi untuk percepatan pembangunan Kota Semarang yang akan berdampak pula pada peningkatan roda ekonomi. Di antaranya, pembangunan Underground Simpang Lima dan Tanggul Laut Semarang-Demak.
"Dua tahun ini kami sudah menyelesaikan DED-nya, semoga tahun depan akan mulai ditawarkan kepada investor dengan model KBBU. Jika investor tertarik, maka akan dilakukan pembangunan sesuai dengan DED. Kalau tidak, pembangunan ruas-ruas jalan minimalis akan dibiayai pemerintah," pungkas Hendi.