Melihat Dunia Melalui AYIMUN 2019

Salah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata, Stefani Charina Widyastuti pada tanggal 25 hingga 28 Agustus 2019 telah terpilih menjadi salah satu perwakilan delegasi Indonesia dalam acara Asia Youth International Model United Nation (AYIMUN) 2019 di  Putrajaya, Malaysia.
AYIMUN merupakan sebuah acara simulasi konferensi PBB yang dihadiri oleh pemuda dunia, dan pada tahun 2019 ini diikuti lebih dari 1500 delegasi dari seluruh penjuru dunia.
Konferensi ini menghadirkan beberapa isu permasalahan dunia yang nantinya akan didiskusikan bersama untuk memecahkan solusi terkait masalah-masalah tersebut.
Di dalam acara ini para delegasi akan merepresentasikan negara lain diluar negara aslinya, dalam membahas topik permasalahan dari Council United Nation tertentu. Seperti contohnya, saya terpilih untuk bergabung dengan council UN-WOMEN yang terdiri dari 145 negara dan merepresentasikan negara Latvia.
UN-WOMEN adalah sebuah dewan bagian dari United Nation yang memiliki fokus perhatian terhadap segala aspek yang berkaitan dengan Wanita. Dalam konferensi ini, UN-WOMEN mengangkat topik yaitu, “Threats to women’s and children human security during times of war” dari topik yang ditetapkan diharapkan setiap delegasi mampu membahas dan berdiskusi bersama dalam memecahkan solusi dari topik tersebut, tentunya didasarkan dengan persiapan pengetahuan mengenai negara yang di representasikan.
Konferensi ini dilaksanakan pada hari ke-2 dan hari ke-3. Di hari pertama konferensi dimulai, chair dan co- chair dari setiap council akan menjelaskan bagaimana aturan bermain dalam konferensi, etika berbicara, dll.
Selanjutnya sesi 1 konferensi hingga sesi 4 dilaksanakan, begitu seterusnya hingga sesi 6 dihari kedua.
Di akhir konferensi para delegasi yang telah bergabung dengan delegasi lainnya (blok) diwajibkan untuk membuat sebuah kesimpulan dan amandemen mengenai solusi-solusi yang didapatkan dari hasil diskusi. Kesimpulan dan amandemen ini akan di tetapkan dan disetujui sebagai hasil akhir konferensi yang didasarkan dari hasil voting setiap negara.
Menurut saya, prinsip utama selama berlangsungnya konferensi ini adalah musyawarah dan mufakat. Dimana setiap negara dapat menyampaikan aspirasinya masing-masing dan seluruh aspirasi yang tertampung akan ditindak lanjut berdasarkan persetujuan dari seluruh negara didalamnya.
Selain belajar berdiplomasi, saya juga mendapatkan banyak pengalaman yang menyenangkan yaitu, bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru dari seluruh penjuru dunia. Walaupun judulnya Asia Youth, AYIMUN juga dihadiri oleh beberapa delegasi dari luar Asia, seperti Amerika, Eropa, dan Afrika, jadi semakin banyak saya bertemu dengan teman dan budaya baru.
Di malam terakhir, kami seluruh peserta berkumpul di sebuah hall besar untuk merayakan upacara penutupan serta malam budaya. Disana semua peserta dipersilahkan untuk mengenakan pakaian budaya dari negara asal masing-masing. Menurut saya momen seperti ini sangatlah penting karena, kami diberi kesempatan untuk menunjukan kekayaan budaya yang dimiliki, sebagai contoh Indonesia yang memiliki beragam pakaian adat.
Semua peserta disini sangat ramah dan mempunyai pemikiran yang terbuka, sehingga saya juga bisa belajar untuk memperluas sudut pandang tehadap suatu hal. Kami juga saling bercerita dan bertukar pengetahuan mengenai budaya negara-negara.
AYIMUN 2019 ini adalah acara internasional pertama yang saya ikuti dan saya sangat bersyukur karena berkesempatan mengikutinya. Karena, melalui AYIMUN 2019 ini saya benar-benar bisa melihat dunia diluar kehidupan saya.
Saya jadi paham dan sadar betapa banyak persoalan di dunia ini yang membutuhkan bantuan dari setiap pasang kaki dan tangan umat manusia yang tinggal didalamnya. Besar peranan generasi muda dalam merubah dunia, melalui cara pemikiran yang beragam dan kritis. Hal-hal seperti ini sangat dibutuhkan dalam menentukan langkah untuk membuat gerakan perubahan yang lebih baik bagi dunia.
-Stefani Charina W-