UKM Soegijapranata Orchestra kembali mengadakan konser yang bertajuk “Soegijapranata Orchestra Concert 2019” pada Sabtu (14/9) di Auditorium Unika Soegijapranata Semarang. Konser yang mengangkat tema soundtrack film ini merupakan konser kedua dari UKM Soegijapranata Orchestra.
Adapun sesuatu yang berbeda dengan konser pertama di tahun sebelumnya yaitu bertambahnya orkestrawan yang ikut bermain dan munculnya beberapa instrument baru seperti clarinet, saxophone, flute, bass, dan drum yang semakin menciptakan warna baru pada konser orkestra kali ini.
Konser kali ini terdiri dari 22 orkestrawan yang membawakan 12 lagu dari beberapa soundtrack film yang tayang pada tahun 1900-2018. Johanes Mario selaku conductor dari Soegijapranata Orchestra menyampaikan alasan diangkatnya soundtrack film sebagai lagu yang akan dibawakan.
“Alasannya karena kami ingin mencoba untuk mengungkapkan rasa dari soundtrack yang diangkat agar rasa tersebut dapat kami implementasikan dan kami ungkapkan lewat musik,” kata Mario dalam pengantarnya.
Persiapan untuk konser kedua ini tentu tidaklah mudah. Latihan dimulai sekitar tiga sampai empat bulan yang lalu. Antonius Iwan Santoso selaku pelatih dan arranger dari Soegijapranata Orchestra ini menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses persiapan konser.
“Ada beberapa tantangan memang, salah satunya ialah waktu karena beberapa mahasiswa di sini memiliki kesibukannya masing-masing seperti ada yang KKN, UAS, dsb. Belum lagi dipotong waktu libur seperti libur lebaran,” kata pria yang akrab disapa Ko Iwan ini.
“Karena berangkat dari tingkat kemampuan yang berbeda, jadi kita harus mengejar bahan sehingga teman-teman dapat memiliki keterampilan yang sama. Baik dari aransemen, pelatihan, dan kerja keras selama latihan, mampu menjadi kunci keberhasilan bagi teman-teman sendiri,” imbuh Ko Iwan.
Drs. Antonius Suratno, MA, Ph.D selaku dosen pembimbing dari UKM Soegijapranata Orchestra ini menyampaikan harapan untuk UKM Soegijapranata Orchestra kedepannya.
“Saya berharap semoga kedepannya kami bisa tampil profesional di luar kampus bersama dengan instansi-instansi lain di luar sana dalam event yang lebih besar,” ungkap Anton.
“Dan untuk mahasiswa yang menonton, semoga mereka yang berminat dapat tertarik untuk ikut UKM ini, karena kalau orang yang hidup hanya diisi dengan sekedar ilmu tanpa diisi dengan hal lain seperti estetika – karena seni bagian dari estetika – dia akan kering. Sehingga kita Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar itu memerlukan energi estetika,”
Pada akhir konser, para orkestrawan membawakan lagu Bohemian Rhapsody sebagai closing dari konser kali ini. Para penonton juga diajak untuk bernyanyi bersama sehingga terciptalah harmoni yang indah antara alunan musik orkes dengan para penonton pada konser kedua UKM Soegijapranata Orchestra ini. (CBL)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi