Kampanye gemar makan ikan yang digembar- gemborkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terbukti menunjukkan hasil positif. Sosialisasi yang dilakukan secara gencar itu ternyata mampu membuat masyarakat lebih sadar makan ikan. Pada 2014, konsumsi ikan rata-rata 25 kilogram per orang per tahun. Data terakhir (2018), kesadaran makan ikan jauh lebih meningkat, yakni rata-rata mencapai 48 kilogram per orang per tahun.
”Ikan memiliki daging putih dan nonkolesterol, ini menyehatkan. Kalau masyarakat sadar makan ikan, maka Indonesia yang punya potensi besar perikanannya tak perlu melakukan ekspor,” kata Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Riset SDM Kelautan dan Perikanan, KKP, Dr Bambang Suprakto MT saat menjadi narasumber Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (Sendimas), di Gedung Thomas Aquinas lantai III, kampus Unika Soegijapranata Semarang, Rabu (18/9).
Menurut dia, potensi ikan di negeri ini sangat besar, pada 2017 terdata 12,54 juta ton. Sebelumnya, pada 2015 hanya 9,93 juta ton ikan. Demi terjaganya ekosistem kelautan, maka KKP kini tengah melakukan penertiban terhadap kapal-kapal yang berlayar mencari ikan.
Kenyataan di lapangan, ada pengusaha punya banyak kapal, tapi yang mengantongi izin hanya satu. Di sisi lain, ia mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan agar ekosistem ikan berkembang baik di laut. ”Pada bidang perikanan, kami punya teknologi dan risetnya. Kalau Unika mau membantu, barangkali bisa diupayakan bagaimana pemasarannya,” kata dia.
Selain Bambang, narasumber lain dalam seminar ini adalah pengusaha minuman kemasan, Harjanto Halim dan mantan Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Y Budi Widianarko MSc. Kegiatan dibuka Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Ridwan Sanjaya MS IEC.
Menurut Ridwan, ada enam perguruan tinggi ikut seminar, di antaranya Unika Soegijapranata, UK Maranatha Bandung, dan Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Keterlibatan secara sinergis dapat dilihat dari jumlah 179 makalah dari 16 kota yang dipresentasikan di dalam acara ini. Kampus diharapkan menjadi lebih punya makna bagi masyarakat dan terbuka juga bagi masyarakat.
►Suara Merdeka 21 September 2019, hal. 19