Perpustakaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia perguruan tinggi di mana berperan sebagai paru-paru pendidikan. Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya menyatakan, beberapa tahun ini pihaknya mengembangkan perpustakaan agar bertahan dalam perubahan zaman.
“Kekayaan perpustakaan tidak hanya koleksi buku perpustakaan saja tetapi juga pustakawan, yaitu keahlian pustakawan yang diperoleh selama studi. Rumusan tersebut kemudian menghasilkan tahapan pengembangan perpustakaan dalam konsep library 1.0, library 2.0, library 3.0, library 4.0 dan library 5.0,” kata Prof Ridwan saat memberikan sambutan dalam Workshop Persiapan Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi ‘Menuju Perpustakaan Berstandar Nasional’ di ruang Teater Thomas Aquinas Unika Soegijapranata, Rabu (6/11).
Saat ini perpustakaan Unika Soegijapranata sudah memasuki tahapan library 5.0 atau diselaraskan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi tidak jauh dari penjaminan mutu atau akreditasi perpustakaan yang menjadi ukuran standar kualitas. "Dengan teknologi, perpustakaan juga akan lebih dekat dengan pengguna layanan yang mayoritas adalah para mahasiswa sebagai generasi milenial dan digital native," tambahnya.
Kepala Bidang Pengembangan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Drs Nugroho MM menyatakan, bahwa perpustakaan perlu diakreditasi karena perpustakaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari universitas. Perpustakaan merupakan inti dari perguuan tinggi dan yang sudah terakreditasi akan menambah poin bagi akreditasi sebuah universitas.
“Suatu keniscayaan, bahwa digital library itu suatu kebutuhan bagi generasi milenial. Kami juga mempunyai digital library yang kita aplikasikan dalam bentuk iJateng, sehingga akses buku dapat dilakukan melalui gadget atau gawai,” tuturnya.
Sementara Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Jawa Tengah Itmamudin SS MIP menyatakan, workshop ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh IPI Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan perpustakaan Unika Soegijapranata.
“Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Jawa Tengah merupakan suatu organisasi profesi yang menaungi seluruh pustakawan di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan IPI mempunyai tugas dan kewajiban untuk meningkatkan kompetensi para pustakawan dimanapun mereka bekerja,” katanya.
Sedang diupayakan saat ini adalah bagaimana menjadikan perpustakaan itu menjadi bagian yang mendorong dan mendukung sebuah perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas output universitas tersebut. Pihaknya terus mendorong akreditasi perpustakaan yang ada di setiap instansi terutama di perguruan tinggi.
Akreditasi merupakan satu metode untuk mengetahui bagaimanakah proses kinerja di perpustakaan itu sudah berjalan. Apakah pustakawan sudah bekerja dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya atau belum. Kegiatan ini untuk mendorong peran dan kompetensi pustakawan maupun perpustakaan dalam dunia pendidikan tinggi. Workshop terselenggara berkat kerja sama antara Ikatan Perpustakaan Indonesia (IPI) Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Perpustakaan Unika Soegijapranata.
►https://www.suaramerdeka.com/news/baca/206165/perpustakaan-paru-paru-perguruan-tinggi