Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Ridwan Sanjaya, mengatakan, Perubahan dunia bakal dihadapi para anak muda. Oleh karena itu, perlu penguatan digitalisasi yang akan membawa manfaat, seperti mengarahkan para siswa untuk inovatif.
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Prof Ridwan Sanjaya, dalam seminar nasional ‘Digitalisasi Pengelolaan Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter’, yang digelar PGRI Jateng di kampus UPGRIS Semarang, Minggu (24/11).
"Digitalisasi pendidikan diperlukan, untuk menyiapkan generasi emas bangsa. Pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur memadai untuk mendukung harapan itu. Digitalisasi membantu penjaminan mutu pendidikan,” lanjutnya.
Ridwan berharap, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, yang memiliki pengalaman di bidang usaha rintisan (start up) yang turut menyiapkan infrastruktur digitalisasi dalam pembelajaran. Tujuannya, agar akses ke berbagai bidang bakal akan semakin terbuka.
“Saran saya, bangun infrastruktur teknologi yang terpusat di pemerintah. Dengan demikian, nantinya semua siswa bisa mendapat akses serta manfaatnya,” ujar Ridwan.
Selain pemerintah, kata Ridwan, organisasi profesi dan asosiasi juga berperan mendukung penyediaan infrastruktur pembelajaran berbasis digital. Hal tersebut akan membantu sejumlah sekolah yang tak mampu menyediakan fasilitas itu.
Dipaparkan, manfaat teknologi selain untuk menyesuaikan denga perkembangan jaman tetapi juga untuk penjaminan mutu untuk kualitas yang lebih baik. "Digitalisasi pendidikan meliputi ranah pengelolaan pendidikan, pembelajaran, dan penilaian pendidikan. Dunia pendidikan yang ada saat ini, harus dapat merespon dengan baik agar dapat bertahan dan bersaing dengan pemain-pemain baru," lanjutnya.
Selain Prof Ridwan, turut hadir sebagai pembicara mantan Ketua PGRI Jateng Widadi SH, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumaeri.
Sementara, Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi menuturkan, kegiatan tersebut dalam rangka Hut PGRI dan Hari Guru, sebagai upaya bersama membangun pendidikan bersinergi bersama pemerintah. "Mendikbud menerjemahkan visi Presiden bahwa pendidikan harus menghasilkan lulusan yang berkompetensi dan berkarakter, untuk menjadi pribadi yang unggul. Hal ini sesuai dengan prioritas PGRI, yang menekankan pada pendidikan karakter," terangnya.
Diterangkan, untuk mencapai hal tersebut kuncinya guru yang kapabel dan sejahtera. Hal ini menjadi tugas bersama. "Mendidik siswa yang berkarakter harus dengan sinergi guru dan orang tua, melalui sebuah pembiasaan. PGRI mendorong guru untuk mendidik dengan hati, dilandasi pemikiran bahwa menjadi guru adalah pangilan jiwa dengan memfasilitasi berbagai pelatihan pengembangan kompetensi untuk guru. PGRI berkomitmen untuk berkontribusi membangun generasi emas Indonesia," tandasnya.
►https://wawasan.co/news/detail/11062/perkuat-sdm-guru-didik-siswa-dengan-kompetensi-dan-karakter, Wawasan 26 November 2019 hal. 10, 11