Guna mempersiapkan lulusan dokter yang handal dan tangguh sehingga bisa ditempatkan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK), Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata akan menggelar seminar nasional.
Seminar ini menurut Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata dr Indra Adi Susianto MSi Med Sp OG, sekaligus merupakan peringatan Dies Natalis I fakultas yang dipimpinnya tersebut. Menurutnya seminar yang diadakan ini sesuai visi dan misi fakultas yang baru berdiri satu tahun lalu itu, meluluskan dokter yang siap ditempatkan di DPTK.
"Kami selain mempersiapkan lulusan dokter dengan kompetensi pendidik, juga bisa menjadi penentu kebijakan di daerah di mana mereka ditempatkan. Mereka juga diharapkan bisa menjadi konsultan kesehatan dan peneliti mengenai penyakit yang ada di daerah tersebut," kata pria yang akrab disapa dokter Adi, di Kampus Unika Soegijapranata, Jumat (7/2).
Menurutnya proporsi layanan kesehatan tanpa dokter di luar Jawa, semakin sedikit tenaga kesehatannya. Sisi lain kecenderungan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, persoalan stunting, penyalahgunaan narkoba oleh remaja, meningkatnya presentase hubungan seks pra nikah, angka kelahiran tinggi dan kematian ibu tinggi.
"Untuk itu butuh lulusan dokter yang punya hati, mempersiapkan generasi masa depan lebih baik, dengan generasi masa depan lebih baik maka akan membentuk keluarga dan lingkungan lebih baik," tutur dokter Adi yang berharap dengan visi misi ini akan terwujud generasi emas pada 2045 sesuai program Indonesia Emas.
Pada seminar yang akan digelar pada Jumat (14/2) mendatang, akan menghadirkan Bupati Kabupaten Malaka NTT dr Stefanus Bria Seran MPH adalah seorang bupati di daerah perbatasan RI-Timor Leste, Dekan FK Unika Soegijapranata dr Indra Adi Susianto, MSi Med SpOG dan pakar SDM kesehatan Dr dr Andreasta Meliala DPH MKes MAS yang saat ini masih menjabat sebagai Direktur Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada.
Dihadirkannya seorang bupati dari daerah perbatasan, menurut Kepala Program Studi Kedokteran Unika Soegijapranata dr Fransiska Pramesshinta Hardimarta MSi Med, untuk mengetahui gambaran profil kesehatan di daerah DPTK seperti apa. Setiap daerah berbeda antara satu dengan yang lainnya, masing-masing juga mempunyai kearifan lokal.
"Selain dengan sarana dan prasarana yang minim, tidak mudah menjadi dokter di DPTK. Untuk itu selain mempersiapkan skill juga psikologis mahasiswa kami, agar ketika menjadi dokter nantinya sudah siap dengan kondisi tersebut," tuturnya.
Sedangkan pakar SDM Kesehatan yang dihadirkan, menurut Ketua Panitia Seminar Perigrinus Hermin Sebong MPH, untuk menganalisis sumber daya manusia dalam hal ini dibidang kedokteran seperti apakah yang dibutuhkan untuk DPTK. "Seminar ini sekaligus input bagi kami, profile dokter seperti apa yang dibutuhkan di DPTK dan bagaimana mempersiapkannya," tambahnya.
Seminar ini menurutnya, terbuka untuk umum, saat ini sudah ada 215 yang terdiri dari akademisi, profesi, mahasiswa dan masyarakat umum yang menyatakan akan mengikutinya.