Ekonom Unika Soegijapranata Andreas Lako mengakui bahwa selama 5 tahun terakhir pamor dan reputasi Kota Semarang makin bagus.
Menurutnya selama periode 2014-2020, Kota Semarang mengalami transformasi besar menjadi Smart City yang humanis, ekonomis dan ekologis.
"Dengan asumsi pertumbuhan akan tumbuh di angka 6,6%- 7,4% tren produk domestik regional bruto (PDRB) akan tumbuh pesat," kata Andreas di Semarang, Senin (24/2/2020).
Namun demikian Andreas juga menganggap bahwa pertumbuhan ini bisa saja menjadi beban bagi Kota Semarang. Dia mencatat setidaknya ada 6 persoalan krusial dan strategis di Kota Semarang.
Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai. Kedua, kemacetan lalu lintas. Ketiga, limbah atau sampah baik rumah tangga dan industri yang meningkat.
Keempat, penyediaan air bersih PDAM yang belum memadai. Kelima, tata kota hijau yang mengombinasikan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan. Keenam, kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Oleh karena itu, menurut Andreas pemerintajh perlu memperkuat fondasi ekonomi dan memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (berkeadilan dan berkelanjutan). Pemerintah juga harus mendorong Kota Semarang menuju Smart City dan Green City.
"Terakhir meminimalisir kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran, serta radikalisme sosial," tukasnya.
►https://semarang.bisnis.com/read/20200224/536/1205200/javascript