“I’m history maker together with my maker”. Itulah motto hidup dari Agatha Christiani Prasetyo, sebagai salah seorang wisudawan terbaik dari Program Studi Akuntansi Unika Soegijapranata dengan IPK 3,94. Wanita kelahiran 15 Mei 1998 di kota Semarang, Jawa Tengah mengambil motto hidupnya dari pengalaman-pengalaman hidup yang telah dilaluinya selama ini.
Agatha, panggilan akrabnya yang mempunyai hobi nonton film ini ternyata adalah lulusan SMA Kolese Loyola Semarang.
“Determinan Volatilitas Idiosinkratik : Bukti Empiris Dari Bursa Efek Indonesia” adalah salah satu judul skripsinya. ”Salah satu faktor fluktuasi harga saham suatu perusahaan adalah informasi spesifik perusahaan dan inilah yang disebut dengan volatilitas idiosinkratik”, jelasnya. Menurutnya penelitian ini ingin menguji apakah informasi spesifik perusahaan seperti laporan keuangan masih dapat dipercaya oleh investor untuk membuat keputusan investasi di tengah isu-isu manajemen laba yang dilakukan oleh para petinggi perusahaan yang membuat laporan keuangan menjadi kurang kredibel.
Putri dari pasangan Dharmadi Prasetyo dan Soerijanti ini diam-diam ternyata sudah mulai bekerja di BCA sebagai Analis risiko kredit.
Anak pertama dari 2 bersaudara tersebut juga aktif dalam berbagai kegiatan. Dulu Ia pernah menjadi Ketua himpunan mahasiswa program studi akuntansi, Ia juga pernah beberapa kali mengikuti konferensi baik tingkat nasional maupun internasional salah satunya menjadi Presenter dalam international conference on business and economy 2019.
Ia juga memenangkan beberapa kompetisi seperti: 2nd best team dan best category dalam national accounting student conference 2018 dan menjadi salah satu dari sepuluh pemakalah terbaik di 1st call for essay and paper IAMI 2019. Ia juga pernah menulis artikel dan mempunyai kesempatan untuk diterbitkan di Jawa Pos, serta pernah pula menjadi asisten dosen dan menjadi asisten penelitian, demikian pula menjalankan kursus akuntansi.
Dari seluruh kegiatan yang amat banyak itu Ia pun mempunyai cara tersendiri untuk menyikapi waktunya. Cara Ia membagi waktu adalah dengan fokus saat perkuliahan, rutin membuat list tugas yang harus dikerjakan dalam seminggu, menyusun tugas sesuai dengan skala prioritas.
Untuk mencapai sebuah kesuksesan tentunya pasti ada hambatan yang dialami. Ia pun bercerita bahwa hal yang Ia takutkan adalah saat deadline tugas. “Hal tersebut menjadi tekanan yang luar biasa beratnya karena pada hari yang sama saya harus mengurusi organisasi dan kuliah”, jelasnya. Untuk menyikapi hambatannya tersebut Ia selalu memotivasi dirinya sendiri bahwa “saya pasti bisa melaluinya”, demikian pula Ia juga tidak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan ketika sedang menemui sebuah masalah.
”Selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, lakukan sesuatu dari hati suka atau tidak suka dan jangan lupa selalu mengucap syukur dalam segala kondisi”, itulah pesan Agatha kepada teman-teman agar bisa menjadi yang terbaik dalam segala hal. (AAT-AS)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi