Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata menjadi yang pertama kali di Indonesia menggelar prosesi wisuda secara daring dengan menggunakan teknologi Face Tracking Animation. Dengan teknologi ini, wisudawan seakan-akan terlihat mengikuti acara wisuda secara langsung meskipun sebetulnya merupakan campur tangan animasi.
Terobosan Unika Soegijapranata melakukan prosesi wisuda terhadap 536 mahasiswa secara daring dengan teknologi Face Tracking Animation ini berbuah manis. Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) mencatatnya sebagai rekor wisuda virtual dengan teknologi animasi deteksi wajah pertama di Indonesia.
Apresiasi diberikan Leprid dengan memberikan penghargaan kepada Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya, MS.IEC selaku pemrakarsa dan civitas akademika Unika selaku penyelenggara.
Ketua Umum dan Pendiri Leprid, Paulus Pangka secara simbolis menyerahkan penghargaan berupa medali, piagam dan piala kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata Cecilia Titiek Murniati dan Kepala Biro Administrasi Akademik (BAA), Lenny Setyowati di kampus Unika Soegijapranata Semarang, Sabtu (20/6/2020).
“Leprid memberi apresiasi kepada Rektor sekaligus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata karena telah berhasil menyelenggarakan wisuda secara virtual dengan menampilkan wajah para mahasiswanya,” kata Paulus Pangka.
Menurutnya, wisuda virtual yang digelar Unika tersebut merupakan kemajuan teknologi yang diakibatkan oleh suatu masalah, yakni pandemi Covid-19. “Mau tak mau setiap elemen kehidupan bermasyarakat bahkan termasuk dunia pendidikan melakukan suatu ide kreatif inovatif untuk melayani para mahasiswanya,” katanya.
Pihaknya sangat mengapresiasi terobosan Unika karena sudah dua kali melakukan kegiatan dengan menggunakan teknologi yang ada. Sebelumnya pada 5 Mei 2020, Unika menggelar baca puisi terbanyak, 205 puisi karya civitas akademika Unika secara online dalam rangka hari pendidikan nasional. "Kali ini menggelar wisuda dengan teknologi Face Tracking Animation. Jadi ini baru pertama kali ada di Indonesia,” ujarnya.
Diketahui, Unika Soegijapranata melakukan prosesi wisuda 536 mahasiswa secara daring dengan menggunakan teknologi Face Tracking Animation. Dengan teknologi ini, wisudawan seakan-akan terlihat mengikuti acara wisuda secara langsung meskipun sebetulnya merupakan campur tangan animasi.
Dengan teknologi tersebut, wisudawan seolah-olah berada di lokasi saat kegiatan. Dalam penyelenggaraan wisuda dengan teknologi Face Tracking Animation, Unika menggandeng Dreamlight World Media.
“Kami menyadari bahwa wisuda adalah kegiatan yang sangat penting dan memang merupakan penghargaan terakhir para mahasiswa. Oleh karena itu, kami ingin mencari sesuatu yang baru, atau sesuatu yang lain yang belum dilakukan oleh universitas lain,” kata Rektor Unika Ridwan Sanjaya.
Sementara, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata Cecilia Titiek Murniati menyebutkan, wisuda virtual dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama untuk 335 wisudawan yang lulus Maret dilakukan pukul 09.00 WIB dan 201 wisudawan yang lulus Juni pada pukul 13.00 WIB. Dengan demikian, total wisudawan hari ini mencapai 536.
Pihaknya menyadari menggantikan perasaan diwisuda secara langsung seperti sebelum pandemi Covid-19 tidaklah mudah, meskipun menggunakan teknologi ataupun video conference (vicon). Apalagi ketika wisudawan dipindah kucirnya oleh rektor.
Namun di sisi lain, pada masa pandemi Covid-19, pihaknya sangat memprioritaskan masalah kesehatan mahasiswa, para dosen maupun tenaga kependidikan. Pemikiran tersebut menjadi latar belakang Unika Soegijapranata mencari bentuk wisuda yang bisa menjadi dokumentasi semirip mungkin dengan wisuda yang riil.
“Menyikapi hal tersebut, kami memutuskan akan memberikan hadiah kepada para wisudawan yang tidak bisa melaksanakan wisuda secara langsung dengan menyelenggarakan virtual celebration berbasis teknologi Face Tracking Animation,” kata Cecilia.
“Jika di dalam permainan digital yang berjudul “The Sims“, pemain merasakan hidup secara virtual dan terlibat di dalamnya, dengan teknologi Face Tracking Animation ini wisudawan seperti berada di acara wisuda secara langsung,” katanya.
Kepala Biro Administrasi Akademik (BAA) Lenny Setyowati menambahkan, ide penyelenggaraan ini sempat dicoba dalam beberapa kali eksperimen. Pihaknya juga mencoba memanfaatkan teknik Chroma Key dengan layar hijau agar tampak berada di suasana wisuda secara riil.
“Namun kemudian panitia mencari lagi teknis yang lebih nyata melalui kerja sama dengan Dreamlight World Media yang sudah berpengalaman dalam hal animasi,” ujarnya.