Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Arief Hidayat mengkhawatirkan kondisi keutuhan persatuan di Indonesia. Hal itu menurutnya karena ada potensi kohesi sosial. Ancaman keutuhan persatuan itu secara jelas dan rentan terjadi.
"Kita bisa bayangkan bagaimana jagad maya diisi beberapa berita bohong, diisi ujaran-ujaran kebencian," kata Arief saat jumpa pers terkait Dies Natalis ke-38 Unika Soegijapranata, Semarang, yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (5/8) pagi.
Menurutnya dengan adanya berita bohong dan ujaran kebencian bisa memecah belah persatuan bangsa. Hal itu terjadi lantaran banyak hal-hal penting yang terlupakan. Pancasila hanya dianggap sebagai retrorika. "Pancasila tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia pun mewanti-wanti perguruan tinggi, secara khusus Unika Soegijapranata yang berulang tahun ke-38, agar tidak hanya berperan sebagai menara gading. "Pergerakan Perguruan tinggi tidak boleh tereliminasi oleh media sosial," tegas Arief.
Maka dari itu, ia pun mengajak seluruh keluarga besar Unika menjadi seorang negarawan yang dalam arti bisa ikut prihatin dengan kondisi kemungkinan adanya perpecahan antar anak bangsa.
Lebih lanjut, Arief mengatakan negara Indonesia saat ini sudah tidak power full seperti dahulu. Diungkapkannya dulu kekuasaan negara dipersonifikasi oleh tiga cabang yang terdiri dari Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Tiga cabang kekuasaan itu memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang disinergikan dalam penyelenggaraan negara mulai abad ke 18. "Namun pada pertengahan abad ke-20 an dan tahun 1970 an kekuatan tersebut sedikit tergeser akibat adanya pers," sambungnya.
Ia menuturkan pers mampu mengontrol sejumlah kebijakan negara dan bisa juga mengambil kekuasaan negara. Sehingga kebijakan-kebijakan bisa dipengaruhi oleh berita-berita.
Selain tergeser dengan adanya pers, kekuatan negara juga tergeser oleh adanya lembaga swadaya masyarakat (LSM). Arief menyebut LSM memiliki kekuatan tersendiri yang juga bisa berpengaruh pada adanya kebijakan publik.
Dalam perkembangan waktu lagi, tepatnya abad ke 21 atau era teknologi informasi seperti sekarang ini, juga muncul kekuatan baru yang bernama media sosial. media sosial menurutnya memiliki "kewarganegaraan" tersendiri sehingga ada julukan netizen. "Dia mempunyai ruang virtual publik yang bisa berpengaruh pada kebijakan-kebijakan negara," sebut dia.
Ia menambahkan selama masa pandemi pun, masyarakat mau tidak mau menjalani kerja secara daring dari rumah (WFH). Menurutnya saat itu juga yang digunakan oleh masyarakat dalam bekerja mencari informasi adalah media sosial.
"Kita membacanya adalah melalui YouTube, Instagram dan sebagainya. Inilah yang sangat berpengaruh. Saya mengkhawatirkan kekuasaan media sosial ini tidak bisa dipantau oleh negara," jelas Arief.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya adanya pemantauan agar perkembangan media sosial yang berkembang luar biasa itu tidak kebabalasan dan tidak memecah belah persatuan anak bangsa.
Arief pun mengajak perguruan tinggi agar bisa mengisi ruang media sosial tersebut dengan hasil pemikiran yang bermanfaat bagi negara. Diantaranya seperti pemikiran dosen yang paham Pancasila , yang paham integritas dan lain-lain.
"Sehingga dengan demikian kita bisa mengeliminasi berita hoax, berita yang ada ujaran kebencian dan berita negatif. Ini dalam rangka menjaga integritas kemanusiaan, integritas kebangsaan," tegas Arief.
"Jadi itulah salah satu peran perguruan tinggi dalam mengeliminasi berita bohong di media sosial. Perguruan tinggi tidak bisa hanya memerangi hal itu di ruang kuliah yang terbatas," pungkasnya.
Pengisian konten tersebut tentunya perlu diimbangi dengan aturan-aturan yang berlaku dari negara. Dengan begitu menurutnya perguruan tinggi bisa mengalahkan influencer-influencer yang membodohi masyarakat dengan adanya berita bohong.
Unika pun ia rasa perlu menjalankan hal itu mengingat Mgr Soegijapranata selalu mengutamakan keutuhan bangsa dalam perjuangannya.
►https://kuasakata.com/read/berita/16944-arief-hidayat-tekankan-pentingnya-jaga-persatuan-negara